Shaikh Mohammad Abul Kashem, yang mendirikan sebuah cabang dari kelompok yang lebih besar, Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh (JMB), diringkus pada Kamis 2 Maret malam, di wilayah Senpara Parbata di ibukota, Dhaka.
Kashem bekerja sama warga negara Kanada, Tamim Chowdhury dan Nurul Islam Marjan, dua orang yang dituduh polisi mendalangi serangan ke sebuah kafe kelas atas Dhaka pada Juli di mana 22 orang tewas, sebagian besar orang asing. Penuturan itu dari Monirul Islam, kepala antiterorisme.
"Berdasarkan petunjuk dari suatu sumber rahasia, pasukan kami menangkapnya dari daerah itu ketika ia akan menerima uang yang masuk melalui sistem mobile banking," kata Islam, seperti dikutip Reuters.
Menurut polisi, Kashem, yang menulis beberapa buku jihad dan mengepalai sebuah sekolah agama di Bangladesh utara, mengajarkan pengikut kelompoknya, yang disebut Neo JMB, bahwa membunuh orang asing akan memudahkan jalan mereka ke surga.
"Pengikutnya lebih suka membunuh orang asing," kata Islam. "Kami telah mencoba untuk menangkapnya dari keterangan para militan yang ditangkap sebelumnya, tapi setiap kali akan ditangkap dia bisa melarikan diri."
Bangladesh sudah memerangi maraknya kekerasan militan bernuansa religius yang terkait dalam empat tahun terakhir, dan sejak Juli telah menangkap atau menewaskan beberapa orang yang dituduh terlibat dalam pengepungan kafe.
Sejak 2013, sebanyak 48 orang telah tewas atau terluka parah oleh militan Islam di Bangladesh, termasuk setidaknya enam kritikus daring soal militansi agama yang dilukai hingga tewas, di antaranya warga negara Amerika Serikat asal Bangladesh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News