"Kami masih mengklarifikasi dengan otoritas Turki (mengenai 16 WNI yang ditangkap). Mereka ditangkap di Kota Gaziantep," ujar Arrmanatha Nasir, di kantor Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Untuk saat ini pihak Kemlu melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pada tingkat menteri, Menlu Retno Marsudi melakukan kerja sama dengan pihak keamanan nasional seperti kepolisian dan intelijen.
Selain itu itu Kemlu juga tidak mengesampingkan melakukan kerja sama dengan negara lain dalam menangani masalah foreign terrorist fighters (FTS), termasuk dengan Malaysia.
Sebelumnya, Juru Bicara Menteri Luar Negeri Turki Tanji Bilgic mengakui bahwa rute yang dilewati 16 WNI tersebut biasa digunakan para simpatisan ISIS. Menurut Bilgic, KBRI di Ankara sedang berhubungan dengan WNI tersebut.
Pada 24 Februari 2015, 16 WNI tiba di Bandara Attaturk, Turki, bersama rombongan tur. Akan tetapi, pada 28 Februari 2015, mereka berpisah dari rombongan tur dengan alasan ingin menghadiri acara keluarga. Namun pada akhirnya mereka tidak pernah kembali sampai 4 Maret 2015 saat rombongan tur akan bertolak ke Indonesia.
Sebanyak 16 WNI tersebut ditemukan Pemerintah Turki saat melintasi Suriah. Mereka diduga berniat untuk bergabung dengan kelompok militan Islamic State (ISIS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News