Presiden Myanmar Thein Sein melihat ada perkembangan signifikan dalam hubungan internasional di berbagai aspek. Namun di saat yang sama, selama 60 tahun KAA, masalah kompleks juga berkembang.
"Isu seperti kemiskinan, perusakan lingkungan, penyakit masyarakat, bencana alam, penipuan dan lain sebagainya, memerlukan kerja sama kolektif dan lebih erat untuk diatasi," ujar Thein Sein, di Gedung Merdeka, Jumat (24/4/2015).
Tetapi Presiden Thein menyadari ada kerangka kerja sama konkret dalam tubuh KAA. Kerja sama itu terlihat dari New Asia Africa Strategic Partnership (NAASP).
"Dalam waktu dua hari terakhir di Jakarta, kami bekerja keras untuk memperkuat kerja sama selatan-selatan untuk mempromosikan perdamaian dan kemakmuran dunia. Selain itu kami dengan konkret akan mengadopsi tiga dokumen hasil yakni, Bandung Message, NAASP dan Deklarasi dukungan untuk Palestina," tuturnya.
Diharapkan Thein, upaya-upaya ini bisa menyelesaikan permasalahan seperti di bidang perdagangan, keuangan, energi, kesehatan, transportasi, pertanian, sumber daya air dan perikanan.
"Saya ingin menegaskan bahwa Asia Afrika akan tetap berkomitmen untuk mandiri, seperti disebutkan pada hasil KAA 1955. Hal tersebut kembali diperkuat melalui Deklarasi Bandung di NAASP 2015," tegasnya.
Sekali lagi Presiden Thein menegaskan bahwa Dasasila Bandung yang dibentuk pada 1955 lalu, masih tetap relevan hingga saat ini. Dasasila Bandung juga terus menjadi penopang utama hubungan antara negara Asia Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News