"Sepanjang sejarah Indonesia, NU sudah membuktikan bahwa Islam bukan hanya sejalan, tetapi juga menjadi penjaga demokrasi," ucap Rais ‘Am NU, KH Miftahul Akhyar, dalam keterangan tertulis KBRI Ankara kepada Medcom.id, Senin 29 Juli 2019.
Rais ‘Aam juga menjelaskan bahwa dalam pemikiran politik NU, mencintai agama dan mencintai negara adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Diskusi tersebut dihadiri oleh sejumlah peneliti SDE, kalangan media serta pengamat politik di Turki, termasuk beberapa orang mantan petinggi angkatan bersenjata Turki dan dimoderatori oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal.
Selain Rais ‘Aam, ikut menyampaikan pandangan pada kesempatan tersebut Sekretaris Dewan Syuriah NU, KH Zulfa Mustofa. Dalam paparannya, Kyai Zulfa menjelaskan bahwa hubungan Islam dan negara di Indonesia pernah mengalami periode naik dan turun.
"Meskipun demikian, umat Islam, khususnya NU, selalu menemukan dan menjaga nilai-nilai demokratis dalam menyelesaikannya," ucap Kyai Zulfa.
Di akhir pertemuan, diskusi juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam saat ini, seperti masalah konflik, munculnya kelompok-kelompok ekstrem, keterbelakangan sosial dan masih banyak lagi. Hal ini memerlukan dialog berkesinambungan untuk mencari solusi atas tantangan yang ada.
Pertemuan kali ini juga dipandang sebagai langkah awal dari rangkaian kerja sama dan dialog yang dapat dikembangkan di kemudian hari antara Indonesia dan Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id