Hasil panen perdana padi tersebut diperkirakan mencapai 5,5 hingga 6,5 ton gabah kering giling, sekitar dua kali di atas rata-rata hasil panen varietas padi lain di Brunei Darussalam.
"Hasil panen diperkirakan sesuai dengan harapan dan ke depannya kembali akan dilakukan impor benih padi Sembada 188 oleh pihak Brunei. Kesempatan ini seyogyanya juga diikuti dengan masuknya produk-produk penunjang pertanian seperti pupuk, traktor pengolah tanah, traktor penanam dan pemanen padi dan sebagainya," kata Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko dalam keterangan tertulis Kemenlu RI yang diterima Medcom.id, Rabu 13 Februari 2019.
Menurut dia, Sultan Bolkiah berharap agar benih Padi Sembada 188 dapat disebarluaskan kepada para petani di Brunei Darussalam guna meningkatkan ketahanan pangan Brunei Darussalam.
Benih padi sebanyak 2 ton yang telah diimpor dari Indonesia tersebut sudah habis ditanam di lahan sawah seluas 265 hektar. Saat ini, pihak Brunei sedang dalam proses untuk kembali mengimpor benih padi Sembada 188 sebanyak 2,5 ton untuk musim tanam mendatang.
Sebelumnya, pada Oktober 2018, Sultan telah melakukan penanaman perdana benih Padi Sembada 188 dalam rangka Hari Keputeraan Sultan yang ke-72. Selain kawasan Wassan Padi Field seluas 265 hektar, pihak Kementerian Sumber-sumber Utama dan Pelancongan Brunei Darussalam akan mengembangkan lahan seluas 500 hektar di kawasan Kandol, Belait.
Pengembangan kawasan pertanian baru dan benih padi dengan produktivitas yang lebih tinggi dari benih padi lokal yang banyak ditanam saat ini, seperti Sembada 188, diharapkan dapat mendongkrak hasil tanam padi nasional Brunei dari 2.349 ton padi pada tahun 2017 menjadi 3000 ton pada tahun 2018 dan 4000 ton pada tahun 2020. Pada tahun 2017, Brunei mengimpor 30.631 metrik ton beras, dimana kontribusi beras nasional Brunei baru mencapai 4,75 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id