"Ketika kita masuk ke pasar Afrika, ternyata produk-produk kita yang added value-nya tinggi, ternyata laku," kata pria kerap disapa Tumpal tersebut, di Jakarta, Jumat 21 Desember 2018.
Kerja sama ini dilanjutkan dengan penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue pada Agustus 2019 mendatang. Acara ini adalah lanjutkan Indonesia-Africa Forum 2018 di Bali pada April lalu.
"Kita mengartikan infrastruktur secara luas, tak hanya bangunannya, namun juga konektivitas," imbuh dia.
Menurut dia, Afrika menjadi salah satu fokus Presiden Joko Widodo. Pasalnya, nilai perdagangan dengan negara Afrika hanya tiga persen dari total perdagangan Indonesia di seluruh dunia.
Meski demikian, Tumpal menuturkan diplomasi ekonomi tidak bisa disederhanakan menjadi kerja sama perdagangan saja, namun juga harus bisa menghasilkan sumber dana baru dan outbond investment.
Hingga saat ini, pendekatan Indonesia ke negara-negara Afrika mendapat hasil positif. Dari penyelenggaraan IAF saja, sudah ada kesepakatan bisnis senilai USD586,56 juta atau setara dengan Rp8,5 triliun.
Sementara itu, Tumpal menuturkan, di 2019 Indonesia sudah membidik kerja sama dengan tiga negara Afrika di bidang infrastruktur, yakni dengan Senegal, Pantai Gading dan Tanzania, khususnya wilayah Zanzibar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News