"(Kondisi) agak sedikit tegang, karena banyaknya aparat keamanan yang berjaga di sekitar lokasi penyanderaan," ujar pejabat Konsul Sosial Budaya KJRI Sydney Nicolas Manopo, saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (15/12/2014).
"Daerah (sekitar Cafe Lindt) tersebut daerah bisnis dan diisi oleh masyarakat multikultur. Bisa jadi ada WNI di sekitar lokasi kejadian," imbuhnya.
Namun dari 13 orang yang menjadi korban sandera di dalam kafe tersebut, tidak ada satupun yang merupakan warga negara Indonesia.
Nicolas menjelaskan, daerah di mana lokasi penyanderaan berlangsung dalam penjagaan dan pengepungan ketat.
Tidak diketahui siapa pelaku dari penyanderaan ini. Namun ada dugaan bahwa pelaku adalah kelompok militan Islamic State (ISIS).
Tetapi masih ada kebingungan mengenai apakah pelaku benar-benar anggota ISIS. Menurut Greg Barton, pakar terorisme Timur Tengah dari Universitas Monash di Melbourne, penyandera bukan ISIS.
Dirinya melihat dari bendera yang dipajang di jendela kafe tersebut. Bagi Barton, bendera yang dipajang sifatnya lebih umum bukan bendera ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News