Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad (Foto: The Star)
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad (Foto: The Star)

Bersimpati untuk QZ8501, Mahathir Kritik Boeing

Fajar Nugraha • 01 Januari 2015 14:54

medcom.id, Petaling Jaya: Belasungkawa mengalir deras terkait kecelakaan AirAsia QZ8501. Kali ini mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad turut bersuara.
 
Mahathir menyampaikan belasungkawanya atas insiden kecelakaan yang menimpa QZ8501. Rasa duka disampaikan untuk keluarga dari penumpang dan awak kabin QZ8501.
 
Namun ditengah simpatinya, Mahathir menyempatkan untuk melontarkan kritik kepada Airbus dan Boeing. Keduanya adalah perusahaan produsen pesawat terbesar di dunia dan saling bersaing.

Pria yang dikenal tegas ini mempertanyakan mengapa diperlukannya pencarian ekstensif terhadap pesawat yang jatuh di pesawat. Padahal menurutnya, saat ini sudah ada teknologi yang bisa mencari tahu lokasi pesawat.
 
"Sepertinya di saat Airbus siap untuk melangkah maju dengan teknologi pelacak lokasi pesawat, Boeing sepertinya menolak. Mereka menilai teknologi ini tidak pantas atau aman untuk sistem transportasi udara komersial," ujar Mahathir, seperti dikutip The Star, Kamis (1/1/2015).
 
Kritikan Mahathir ini didasarkan atas sebuah artikel yang muncul di Majalah Flight International pada 14 Oktober 2014 lalu. Artikel itu memaparkan secara detail persaingan dari Airbus dan Boeing.
 
Menurutnya Airbus sudah memiliki konsep termasuk bisa melepas satu dari dua pelacak ketika pesawat meledak di udara dan jatuh ke laut. Pelacak ini termasuk sebuah alat sinyal yang didesain mengapung jika kecelakaan terjadi di laut.
 
"Bayangkan saja jika perekam dan alat sinyal pelacak ini terpasang di pesawat AirAsia (QZ8501) atau Malaysia Airlines MH370, kita tidak akan perlu melakukan pencarian dengan menyusuri laut," tuturnya.
 
Seperti diketahui, AirAsia QZ8501 adalah pesawat dengan jenis Airbus A320. Sementara Malaysia Airlines MH370, menggunakan pesawat keluaran Boeing dengan seri Boeing 777-200ER.
 
Mahathir pun mempertanyakan mengapa Boeing menolak untuk mengadopsi teknologi ini. Padahal mereka sudah menggunakannya di pesawat militer.
 
"Boeing tidak mau berkomentar tentang kemampuan luar biasa mereka dan MH370 tidak ditemukan hingga saat ini. Kini sepertinya Boeing tidak bersedia untuk mempermudah pencarian pesawat atau menyelamatkan banyak nyawa. Mengapa?," tanya Mahathir.
 
Sementara mengutip artikel lain dari Flightglobal.com, Desember 2006, Mahathir mengatakan bahwa Boeing menerima paten dari AS tentang sistem yang bisa mengendalikan pesawat dengan alat. Alat ini bisa mencegah terjadinya pembajakan oleh teroris.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan