Mantan komandan Khmer Merah ini melayani swafoto dari puluhan pendukungnya. Ia juga mengatakan bahwa CPP berhasil memenangkan total 125 kursi parlemen.
Ia dipastikan kembali memimpin Kamboja untuk lima tahun ke depan. Padahal, ia sudah berkuasa selama 33 tahun lamanya.
"Warga Kamboja menjalani pemilu yang jujur, adil dan bebas," kata Hun Sen di hadapan para pendukungnya, dikutip dari South China Morning Post, Rabu 1 Agustus 2018.
Pemilu di Kamboja berlangsung tanpa oposisi. Itulah sebabnya CPP menang dengan mudah. Partai oposisi Kamboja, Cambodia National Rescue Party (CNRP) telah diberangus pemerintah sejak tahun lalu dan pemimpinnya, Kem Sokha, dipenjara.
Diduga ada manipuasi suara, Hun Sen sekali lagi menegaskan bahwa CPP tidak sama sekali mengontrol hasil suara pemilu.
Bahkan ia menyatakan bahwa warga mengikuti pemilu tanpa tekanan dan paksaan. Kendati demikian, pemilu di Kamboja yang berlangsung pada 29 Juli kemarin ini dikecam berbagai pihak, tak terkecuali negara Barat.
Seperti Amerika Serikat (AS), Gedung Putih mengatakan akan mempertimbangkan langkah-langkah terkait Kamboja, seperti pembatasan visa untuk anggota pemerintah atas tanggapan pemilu yang tak adil.
Senada dengan AS, Jerman juga memberlakukan hal yang sama. Mereka menuntut agar Kamboja kembali ke prinsip demokrasi. Untuk saat ini, Jerman menangguhkan visa preferensial untuk perjalanan pribadi bagi anggota pemerintahan Hun Sen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id