Gempa tersebut terjadi pada pukul 23.07 waktu setempat. Badan Meteorologi Jepang mencatat pusat gempa ada di 55 kilometer di bawah permukaan laut di lepas pantai Prefektur Fukushima.
Gara-gara gempa itu, dinding dan kaca-kaca pada bangunan di wilayah sekitar retak dan pecah. Bahkan, gempa tersebut juga memicu longsor di Fukushima.
Tak hanya di Fukushima. Gempa juga terasa hingga ibu kota Jepang, Tokyo yang jaraknya sekitar ratusan kilometer dari pusat gempa.
Meski berkekuatan cukup tinggi, gempa tidak berpotensi menyebabkan tsunami. Begitu pula dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima. Gempa tersebut tidak menyebabkan kelainan nuklir.
“Tidak ada kelainan yang dilaporkan oleh fasilitas nuklir manapun. Semuanya telah dilaporkan seperti biasa,” terang Yoshihide Suga dalam konferensi pers yang dikutip dari lama resmi pemerintah Jepang japan.kantei.go.jp, Minggu, 14 Februari 2021.
Tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut. Hanya saja, menurut laporan televisi nasional NHK, bencana itu membuat 104 orang mengalami luka dan patah tulang.
Selain itu, gempa juga berefek pada layanan kereta cepat Shinkanshen. Pihak kereta memutuskan untuk menghentikan operasi kereta yang menuju wilayah bagian utara Jepang lantaran terjadi kerusakan pada jalur.
Adapun kondisi listrik di ratusan ribu rumah sempat terputus akibat gempa. Namun, menurut laporan sejumlah media, sambungan listrik di beberapa rumah sudah menyala kembali.
Sedangkan beberapa ribu rumah mengalami mati air akibat gempa. Bahkan, banyak warga mengantre sambil membawa wadah plastik untuk mendapatkan air bersih dari truk pemasok air. (Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News