Haruko Obokata, 32, menyorot perhatian dunia setelah gagal mengulang studinya atas sel punca, yang sempat diklaim sebagai terobosan dalam dunia sains.
Tahun lalu, Universitas Waseda meminta Obokata untuk memperbaiki tesisnya, yang dinilai mengandung pelanggaran hak cipta dan beberapa kekurangan lainnya.
Presiden Universitas Waseda Kaoru Kamata pada Senin (2/11/2015), resmi mencopot gelar doktor Obokata. Obokata gagal memperbaiki tesisnya hingga tenggat waktu 31 Oktober.
Pada Januari 2014, Institut Riken mengumumkan studi Obokata yang memprogram sel dewasa untuk dapat berfungsi seperti sel punca. Ketika itu, nama Obokata meroket.
Namun keraguan atas hasil kerja Obokata terlihat dari catatannya terkait sel dewasa menjadi sel punca atau Stimulus-Triggered Acquisition of Pluripotency (STAP)
Beberapa kesalahan terlihat dari dua jurnal Obokata, salah satunya beberapa caption foto yang tidak sesuai. Hal paling mengherankan adalah ilmuwan lain tidak bisa menduplikasi studi Obokata dalam menciptakan sel STAP.
Nama Obokata kembali meroket karena dirinya sendiri gagal menghasilkan sel STAP. Kegagalan itu menjadi pukulan telak bagi Obokata dan juga wakilnya, yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri.
Setelah kejadian nahas itu, Riken menarik semua studi terkait sel STAP milik Obokata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News