Adapun negara-negara yang turut membantu adalah Singapura, Malaysia, Australia, Korea Selatan (Korsel), Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat (AS), Rusia, Perancis, Inggris, dan Selandia Baru.
Terdapat pula beberapa negara lain yang turut menawarkan bantuan, yakni India, Vietnam dan Thailand. Namun bantuan dari ketiga negara ini masih dalam status standby, karena Basarnas masih merasa belum terlalu membutuhkannya.
"Semangat dukungan internasional ini dapat dijadikan contoh yang baik untuk negara mana pun di masa mendatang," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Armanata Nasir di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Armanata, atau akrab disapa Pak Tata, menceritakan bagaimana respons Menlu Retno Marsudi saat mengetahui tragedi QZ8501. Menurutnya Menlu Retno langsung bertindak cepat dan menghubungi pihak terkait.
"Dalam hitungan menit, Menlu langsung kontak menlu-menlu lain yang ada warganya di QZ8501. Dalam hitungan jam, Kemlu mengonfirmasi adanya bantuan dari negara sahabat," kata Tata.
Fokus Kemlu saat ini terkait QZ8501 adalah berkoordinasi dengan sejumlah negara sahabat yang turut terjun bersama Basarnas, agar seluruh badan pesawat dan jenazah penumpang QZ8501 dapat segera ditemukan dan diidentifikasi.
Basarnas hari ini memastikan tim SAR gabungan telah menemukan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501.
Benda berukuran 10x5x3 meter itu dapat dipastikan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang pekan lalu. Hal ini dipastikan dengan tulisan "Air" dari Airasia dan "PK-AX" yang merupakan kode registrasi pesawat itu. Kode lengkapnya PK-AXC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News