"JIka anda gagal untuk mengumpulkan pesawat dalam waktu 14 hari dari tanggal pemberitahuan ini, kami berhak untuk menjual atau membuang sesuai Peraturan Penerbangan Sipil Tahun 1996 dan menggunakan uang yang dikumpulkan," begitu bunyi pengumuman yang dikeluarkan Malaysia Airport Holdings Bhd pada Senin, (7/12/2015) lalu seperti dikutip Economist, Jumat (11/12/2015).
Model pesawat yang telah keluar dari produksi sejak tahun 1991 mungkin tidak banyak berguna. Saat ini, hanya sedikit maskapai penerbangan yang membeli Jumbo. Tahun lalu, Boeing dan Airbus tidak berhasil menjual satupun antara 747 atau A380.
Sebaliknya, pesawat berbadan lebar dan bermesin ganda serta hemat bahan bakar, seperti 777 yang laku terjual. Berguna, Lufthansa 747 yang dibuat pada tahun 1985 saat ini dijual dengan harga USD 3,5 juta.
Sementara pesawat yang muncul dalam iklan itu, pesawat tersebut seperti tidak layak terbang. Kemungkinan besar, pemilik dari pesawat menilai membayar parkir jauh lebih mudah dibanding harus menjualnya.
Umumnya, pesawat semacam ini masuk ke tahap akhir operasi mereka. Pesawat-pesawat tersebut biasanya disimpan di 'makam pesawat' di gurun seperti Victorville di California. Gurun itu cukup untuk menampung ribuan pesawat yang dikanibalisasi untuk suku cadangnya.
Tetapi inti dari cerita ini adalah, mengapa pihak Bandara Internasional Kuala Lumpur tidak mampu melacak operator dari pesawat. Seluruh maskapai seharusnya mendaftarikan operasionalnya dengan otoritas nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News