Ini merupakan salah satu serangan terbesar terhadap warga sipil di Irak sejak kelompok militan Islamic State (ISIS) dinyatakan kalah di negara tersebut pada 2017. Meski begitu, sejumlah sel ISIS tetap aktif dan masih melancarkan serangan sporadis di Irak hingga saat ini.
Dikutip dari laman voanews, ledakan terjadi saat minibus itu melewati pos pemeriksaan militer Irak, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari kota Karbala.
Menurut keterangan seorang pejabat setempat, seorang penumpang sempat turun dari minibus beberapa saat sebelum ledakan. Penumpang itu diyakini telah menaruh sebuah tas berisi bahan peledak di salah satu kursi. Bahan peledak itu kemudian diledakkan dari jarak jauh.
Otoritas Karbala mengatakan semua korban tewas adalah warga sipil. Sebagian korban meninggal akibat ledakan, beberapa lainnya akibat luka bakar dari minibus yang terbakar hebat.
Hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan. Peristiwa terjadi di tengah perayaan dua acara religius kelompok Syiah di Irak, yakni Ashura dan Arbain.
Dalam periode religi ini, Syiah dari seantero kawasan beramai-ramai mendatangi Karbala, yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Baghdad.
Arbain adalah peringatan tahunan yang menandai berakhirnya periode berkabung untuk Imam Hussein, sosok sentral dalam Syiah.
Sekitar 10 hari lalu, 31 peziarah tewas dan 100 lainnya terluka akibat terinjak-injak dalam peringatan Ashura. Peristiwa itu disebut-sebut sebagai yang terparah dalam sejarah acara Syiah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News