Iwan berdialog langsung dengan para santri Indonesia yang belajar di Raiwind sekaligus bertukarpikiran dengan para pengasuh dan maulana yang mendidik para santri tersebut.
Sebagai aset dan harapan penerus bangsa, para santri diminta menjadi penyebar risalah Islam Rahmatan Lil-‘Alamin yang menegaskan misi perdamaian, toleran dan moderat seusai menimba ilmu di Madrasah Raiwind. Dubes Iwan mengungkapkan hal tersebut kepada para santri di hadapan pengasuh utama Haji Abdul Wahhab dan para maulana yang mengajar mereka di lingkungan Madrasah.
Sumardani, salah seorang santri asal Tangerang, menyampaikan salah satu alasannya menimba ilmu di Raiwind karena ia ingin menguasai ilmu Hadits selain Al-Qur’an, di mana Pakistan menurutnya terkenal dengan banyaknya para ahli hadits yang mumpuni dan memiliki ketersambungan sanad kepada Rasulullah Saw.
"Para guru kami bilang, Indonesia dikenal baik dalam pengajaran Fiqh, tapi di Pakistan lebih menonjol di bidang Hadits," tutur Sumardani, dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com, Senin (30/5/2016.
Dubes Iwan mengaku bangga dengan prestasi dan citra positif yang dimiliki para santri tersebut. "Kami sangat kagum dengan akhlak para santri asal Indonesia, mereka adalah yang terbaik dalam belajar dan etika, Maulana, salah satu pembimbing. "Jika ada santri dari negara lain yang dikenal nakal dan sulit diatur, kami akan memintanya bergabung dengan santri asal Indonesia agar bisa cepat berubah menjadi baik."
Di akhir pertemuan, Dubes Iwan berpesan agar para santri berkonsentrasi menimba ilmu agama secara baik di Madrasah, serta menjaga citra positif bangsa dan dapat selektif terhadap suatu penafsiran agama yang murni lahir dari lokalitas budaya, sehingga tidak menimbulkan hal-hal kontra produktif dalam berdakwah di Indonesia kelak.
Madrasah Raiwind merupakan pusat dakwah dan lembaga pengajian keislaman yang cukup terkenal di dunia. Dari Madrasah ini lahir para juru dakwah Jamaat Tabligh dengan ciri khas berkelompok dalam berdakwah dan berpindah-pindah dari satu tempat maupun masjid. Selain di Pakistan, markasnya juga terdapat di India dan Bangladesh. Saat ini santri tetap dari Indonesia hanya berjumlah 24 orang, namun yang datang dan keluar (khuruj) cukup banyak hingga mencapai ratusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News