"Kami sedang komunikasi dengan pihak perusahaan, dan pihak perusahaan juga sudah berusaha mengontak ABK yang ada di kapal. Kami juga sedang berkomunikasi dengan Filipina," ujar Arrmanatha ketika dihubungi Metrotvnews.com, Kamis (23/6/2016).

Jubir Kemenlu, Arrmanatha Nasir/MTVN-Sonya.M
"Mereka berupaya berkoordinasi dengan ABK, namun kesulitan. Dari sini kami juga komunikasi intens dengan Filipina," tegasnya lagi.
Ia juga berharap bahwa besok pagi Kemenlu sudah bisa mengonfirmasi kabar tersebut.
Dalam informasi yang beredar, tujuh WNI tersebut merupakan anak buah kapal (ABK) yang disergap Abu Sayyaf sekira pukul 11.00 WITA di perairan Filipina.
Kabar tersebut datang dari seorang korban bernama Mualim. Dia menelepon sang istri, Mega, dan mengatakan bahwa dia bersama enam rekan lainnya disandera dan dibawa gerombolan Abu Sayyaf ke sebuah pulau dengan dua perahu.
Dari istri korban lainnya, Rudi, yang berkomunikasi dengan Abu Sayyaf menyebut para sandera dimintai tebusan sebesar 20 juta ringgit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News