Sistem ini dianggap setara dengan THAAD milik Amerika Serikat dan akan dipamerkan untuk pertama kalinya di hadapan publik dalam Airshow China 2024 di Zhuhai, Guangdong.
Meskipun ini penampilan publik pertamanya, HQ-19 telah digunakan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF).
Spesifikasi dan Kemampuan HQ-19
Gambar: HQ-19 dari belakang. (Weibo)
HQ-19 dibangun di atas sasis truk beroda 8x8 yang sangat mobile dan dilengkapi dengan enam peluncur rudal. Sistem ini menggunakan mekanisme peluncuran dingin dengan sudut curam, memungkinkan pencegatan rudal balistik yang datang dengan lebih efektif.
Radar solid phased array X-band pada HQ-19 mampu mendeteksi target hingga jarak 4.000 km, mencakup wilayah dari Asia Selatan hingga pedalaman Tiongkok seperti Dataran Tinggi Tibet.
Rudal HQ-19 menggunakan hulu ledak KKV (Kinetic Kill Vehicle) yang menghancurkan target melalui tabrakan langsung, mirip dengan teknologi yang digunakan oleh THAAD AS. Hulu ledak ini memiliki kemampuan ganda untuk menghadapi rudal balistik maupun satelit di orbit rendah.
Rudal ini digerakkan oleh mesin roket dua tahap dengan propelan padat N-15B dan desain pulsa ganda yang memungkinkan manuver tinggi untuk menghadang kepala perang yang bergerak.
Jangkauan pencegatan HQ-19 dilaporkan mencapai 3.000 km, dan dapat menangani target dengan kecepatan hingga 10.000 meter per detik.
HQ-19 juga dilengkapi pencari inframerah dengan jendela samping yang dirancang untuk mengurangi interferensi atmosfer, memberikan akurasi tinggi menghantam target di jauh ketinggian.
China telah melakukan beberapa uji coba sejak tahun 2010 hingga 2021 untuk menekankan sifat defensif sistem ini dan menyatakan bahwa HQ-19 tidak ditujukan untuk menyerang negara tertentu.
Dalam serangkaian uji coba, termasuk uji intercept pada Februari 2021, HQ-19 terbukti memenuhi semua ekspektasi Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok.
Perbandingan dengan THAAD
Gambar: THAAD. (Dok. Kementerian Pertahanan AS)
HQ-19 sering dibandingkan dengan THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) milik Amerika Serikat. Seperti THAAD, HQ-19 dirancang untuk menghadang rudal balistik di fase terminal.
Namun, HQ-19 memiliki kemampuan tambahan untuk menangani kendaraan luncur hipersonik dan satelit di orbit rendah, menjadikannya lebih fleksibel dibandingkan dengan THAAD.
Radar HQ-19 memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan THAAD, dengan kemampuan deteksi hingga 4.000 km, sementara THAAD memiliki jangkauan operasional yang lebih terbatas, sekitar 200 km, yang membuatnya lebih fokus pada ancaman regional dengan area perlindungan yang lebih kecil.
Selain HQ-19, Tiongkok juga mengembangkan sistem pertahanan lainnya seperti HQ-9 dan HQ-26 yang melengkapi jaringan pertahanan anti-rudal balistik mereka.
Integrasi berbagai sistem ini membuat pertahanan Tiongkok semakin berlapis dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman regional.
Signifikansi Regional
Pameran HQ-19 di Airshow China 2024 menunjukkan kesiapan Tiongkok untuk memasarkan sistem ini ke negara lain, terutama di Timur Tengah. Dengan kemampuan pencegatannya, HQ-19 dapat menjadi opsi menarik bagi negara-negara yang membutuhkan sistem pertahanan serupa.Mengingat peningkatan ancaman rudal balistik di kawasan Asia Selatan dan kemajuan teknologi hipersonik, HQ-19 dipandang sebagai elemen penting untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara Tiongkok serta memperkuat pengaruhnya di pasar ekspor senjata global.
HQ-19 juga relevan bagi kawasan Asia Tenggara, terutama terkait ketegangan di Laut Cina Selatan, memperkuat posisi Tiongkok dalam menghadapi potensi ancaman di wilayah tersebut.
Baca Juga:
THAAD: Sistem Antirudal AS untuk Melindungi Israel dari Iran
Iron Dome: Sistem Pertahanan Rudal Andalan Israel Lawan Iran dan Hizbullah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
