Namun kabar mengenai bergabungnya 16 WNI yang dinyatakan hilang itu dengan ISIS, masih tanda tanya besar. Pihak Kementerian Luar Negeri RI pun berupaya memastikan fakta dari hilangnya warga yang berasal dari Surabaya dan Surakarta itu.
"Mereka (pihak keamanan Turki) tidak bisa mengkonfirmasi WNI tersebut gabung ISIS. KJRI tengah melakukan koordinasi bersama kepolisian setempat," ujar Juru Bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, di kantor kementerian luar negeri, Jumat (6/3/2015).
16 WNI yang dilaporkan hilang diketahui berasal dari tiga keluarga. Yang jadi pertanyaan saat ini, mereka menggunakan travel yang cukup mewah.
Arrmanatha menambahkan, 16 WNI mendarat di Istanbul pada 24 Februari 2015 bersama grup tur yang mencapai 25 orang. Namun kemudian WNI yang menghilang itu memutuskan untuk memisahkan diri dari grup tur dan berjanji akan bertemu di Kota Pamukalle.
"Pihak keamanan sudah coba hubungi keluarga. Belum dapat informasi. Kalau niat, mereka gak mungkin kasih nomor (untuk dihubungi) saat emergency (darurat)," jelas Arrmanatha.
Arrmanatha menjelaskan kalaupun 16 orang itu memang bergabung dengan ISIS, berarti kondisinya berbeda dibandingkan warga lain yang menyeberang ke Suriah. Mereka tinggalkan hidup enak demi negara yang kondisinya tidak jelas.
"BIN sudah mencari tahu soal ini. BIN juga kerja sama dengan aparat setempat mencari tahu. Saat ini bukan kemlu lagi yang jadi vocal point. Karena isunya sudah keamanan," jelasnya.
Selain itu Arrmanatha menambahkan bahwa, banyak warga asing yang menghilang di Turki. Motifnya hanya ingin menyeberang ke negara lain.
Mereka datang ke Turki untuk melakukan suatu kegiatan kemudian dengan satu rombongan, dan menghilangkan diri. Motif dari warga asing hilang itu karena ingin menyeberang ke negara-negara tetangga yang berbatasan dengan Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News