"Saya belum merasa antusias mengenai apapun juga. Saya belum pernah sesenang ini," ujar Malala usai tiba di kampung halamannya di Bukit Swat, Pakistan, seperti dilansir Independent, Sabtu 31 Maret 2018.
Malala pulang ke kampung halamannya dengan pengawalan ketat militer Pakistan. Ia mengaku sangat merindukan kampung halaman saat sedang belajar di Universitas Oxford.
Ia mengaku sering melihat Pakistan di peta, mendambakan suatu hari dapat pulang ke tanah airnya.
"Ini masih seperti mimpin bagi saya. Apakah saya sedang berada di antara kalian sekarang? Apakah ini mimpi atau kenyataan?" tanya Malala di Bukit Swat.
Perempuan 20 tahun itu berencana kembali ke Pakistan secara permanen usai menyelesaikan studi di Inggris.
Enam tahun lalu, Malala ditembak Taliban di bagian kepala atas tulisannya di dunia maya yang menyuarakan pendidikan bagi wanita. Usai ditembak, Malala langsung diterbangkan untuk menjalani operasi di Inggris, dan sejak saat itu menetap di sana.
Malala menuliskan kegembiraannya dapat pulang kampung di Twitter, namun bingung dengan sejumlah orang yang mengkritik dirinya menyuarakan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam di Pakistan.
"Saya tidak mengerti apa yang sudah saya katakan sehingga saya dicap anti-Pakistan dan anti-Islam. Islam telah mengajarkan arti perdamaian bagi saya. Islam mengajarkan mengenai pentingya edukasi. Ayat pertama dalam al-Quran adalah 'iqra,' yang artinya adalah 'baca,'" ungkap Malala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News