Senapan serbu itu diterima oleh Pemerintah Afghanistan pada Rabu 23 Februari di Bandara Udara Militer Kabul. Senjata-senjata ini akan didistribusikan langsung kepada pasukan keamanan Afghanistan.
"Kami mencoba untuk melanjutkan upaya menciptakan perdamaian. Tetapi kami harus mampu meningkatkan pertahanan," ujar Penasihat Keamanan Nasiona Presiden Ashraf Ghani, Hanif Atmar, seperti dikutip AFP, Kamis (25/2/2016).
"Teroris internasional di Afghanistan adalah ancaman bagi kami tetapi juga untuk kawasan. Teroris ini juga menjadi ancaman bagi rekan kami di Rusia," lanjutnya.
Meskipun selama 14 tahun terakhir Afghanistan mendapatkan bantuan hingga mencapai USD60 miliar, Afghanistan masih berusaha keras mengatasi Taliban.
Pemerintah Afghanistan berupaya untuk melanjutkan dialog dengan militan Taliban. Diperkirakan dialog itu akan dimulai kembali pada Maret.
Rusia selama ini makin khawatir mengenai peningkatan pengaruh Islamic State (ISIS) di wilayah timur negara itu. Umumnya anggota ISIS berasal dari wilayah Uzbekistan dan Tajikistan, yang merupakan negara bekas pecahan Uni Soviet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News