Banjir di Sri Lanka yang dipicu hujan deras pada 26 Mei 2017 telah menewaskan 126 orang dan membuat puluhan lainnya dinyatakan hilang.
Hingga Minggu 28 Mei 2017, masih banyak desa di selatan dan barat Sri Lanka yang terendam banjir. Tim medis dikerahkan ke beberapa area paling terdampak untuk mencegah mewabahnya penyakit kala banjir.
"Kami memiliki keahlian untuk menangani situasi semacam ini," kata Menteri Kesehatan Sri Lanka Rajitha Senaratne, seperti dikutip AFP.
Senaratne mengklaim telah berhasil mencegah kolera dan diare dalam musibah banjir di masa lalu. Terkait korban tewas, ia menyebut sebagian besarnya kehilangan nyawa saat sebagian sisi gunung longsor dan menimpa sejumlah rumah.
Sekitar 500 ribu orang terpaksa harus melarikan diri dari rumah masing-masing. Sebagian besar dari mereka telah berlindung di kamp-kamp sementara.
Pemerintah telah menarik perintah evakuasi bagi ribuan warga di distrik Matara karena ketinggian air sudah berkurang.

Seorang bocah di tengah banjir di Kelaniya, Sri Lanka. (Foto: AFP)
"Ancaman banjir di sekitar (sungai) Nilvala telah berkurang," ujar direktur departemen irigasi M. Thuraisingham.
"Level banjir di dekat Colombo juga telah turun karena sudah tidak turun hujan sejak 24 jam terakhir," lanjut dia.
Sri Lanka telah meminta bantuan internasional, dan sejauh ini India telah mengirim sebuah kapal angkatan laut dengan tim medis dan pasokan bantuan.
PBB akan menyalurkan wadah penampung air, tablet penjernih air dan terpal ke Sri Lanka. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia akan mengirim tim medis ke area terdampak banjir.
Banjir kali ini merupakan yang terburuk di Sri Lanka sejak Mei 2003. Ketika itu, banjir menewaskan 250 orang dan menghancurkan 10 ribu rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id