Pasukan paramiliter menembakkan peluru ke arah para demonstran yang memprotes kekuasaan India di Kashmir, dekat TPS yang berlokasi di Srinagar.
Dilansir AFP, Senin 10 April 2017, mayoritas Muslim di Kashmir adalah warga yang dihasilkan dari sengketa wilayah selama puluhan tahun antara India dan Pakistan.
"Protes disertai kekerasan banyak terjadi di Budgam. Demonstran merusak mesin voting elektronik di beberapa tempat," ujar petugas pemilu.
Kelompok pemberontak di Kashmir bahkan selalu menyerukan agar kemerdekaan ada di bawah kendali Pakistan.
Kelompok ini menolak adanya pemilihan lokal dan mendesak para pemilih untuk memboikot pemilu yang dilaksanakan kemarin ini. Sekitar 500 ribu tentara India pun dikerahkan di beberapa lokasi TPS.
Ternyata, hanya 6,5 persen dari keseluruhan warga Kashmir yang memberikan suara mereka. Pemilu terakhir diadakan pada 2014 silam.
Mantan Menteri Kepala Negara, Farooq Abdullah menyalahkan pemerintah karena gagal mempertahankan hukum dan ketertiban selama pemilu.
"Pemilihan seharusnya damai. Pemerintah in telah gagal dalam memberikan suasana damai bagi para pemilih," ujarnya.
Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak akhir pemerintahan Inggris pada 1946. Namun, hingga saat ini, kedua negara masih mengklaim bahwa wilayah Kashmir adalah miliknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News