Tujuh sandera Abu Sayyaf diketahui merupakan warga lokal yang berprofesi sebagai penebang kayu. Eksekusi ini juga dikabarkan akibat adanya persaingan bisnis.
Dikutip dari Phillipines News, Selasa 1 Agustus 2017, tujuh jasad sandera ditemukan pada Minggu kemarin di sebuah desa yang terletak di bukit pegunungan Pulau Basilan. Kawasan ini memang menjadi daerah kekuasaan Abu Sayyaf.
Tujuh jasad ini ditemukan dalam keadaan kepala terpenggal. Mereka hanya diidentifikasi berdasarkan pakaian yang dipakai dan dicocokkan dengan keluarga yang datang.
Menurut keterangan dari polisi, eksekusi ini dilakukan karena para penebang kayu tersebut menghancurkan perkebunan karet milik salah satu petinggi Abu Sayyaf yang bernama Furuji Indama.
Sampai saat ini, Abu Sayyaf masih menyandera sekitar 22 orang, 16 orang merupakan warga asing, termasuk tujuh di antaranya adalah ABK asal Indonesia.
Abu Sayyaf terkenal dengan aktivitas pembajakan di lautan, terutama di daerah Filipina Selatan. Selain itu, mereka juga kerap menyandera turis mancanegara yang sedang berlibur menggunakan yatch.
Setelah menyandera, Abu Sayyaf biasanya meminta uang tebusan yang besar kepada pemerintah negara sanderanya. Jika tidak kunjung dibayarkan, Abu Sayyaf tak segan untuk memenggal kepala sanderanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News