Pengungsi dari wilayah Rakhine yang sudah berada di Bangladesh (Foto: AFP).
Pengungsi dari wilayah Rakhine yang sudah berada di Bangladesh (Foto: AFP).

PBB Rencanakan Bantuan Pangan bagi 700.000 Rohingya

Arpan Rahman • 27 September 2017 18:06
medcom.id, New York: Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyusun sebuah rencana darurat guna memberi makan lebih 700.000 pengungsi Muslim Rohingya asal Myanmar. Sedangkan sekitar 480.000 warga lainnya telah melarikan diri ke Bangladesh selama bulan lalu dan kedatangan terus berlanjut.
 
Seorang pejabat senior dari Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan kepada AFP bahwa mereka sekarang siap menyediakan makanan masif dan bantuan darurat lainnya jika arus pengungsi terus berlanjut dalam beberapa pekan mendatang.
 
"Semua badan PBB bersama-sama sekarang telah menetapkan rencana untuk masuknya 700.000 warga baru. Kami dapat menyediakan jika arus masuk baru mencapai 700.000," kata kepala deputi WFP di Bangladesh, Dipayan Bhattacharyya, pada Rabu 27 September 2017 seperti dilansir AFP.
 
Penduduk Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine di timur laut Myanmar selama beberapa dekade. Masuknya pelarian baru dimulai pada 25 Agustus ketika serangan mematikan militan Rohingya ke pos polisi Myanmar memicu tindakan keras oleh militer.
 
Bhattacharyya mengatakan bahwa situasi kelaparan di kamp-kamp telah meningkat di saat bantuan pangan dari WFP dan lembaga lainnya sekarang menjangkau para pengungsi.
 
Dia katakan bahwa rencana itu juga mencakup sekitar 300.000 orang Rohingya yang telah berlindung di tenggara Bangladesh sebelum masuknya arus terakhir -- yang berarti dapat menampung satu juta orang secara keseluruhan.
 
"Tidak ada yang akan dibiarkan tanpa bantuan kemanusiaan apapun," katanya, menambahkan bahwa WFP akan membutuhkan sekitar USD80 juta atas bantuan besar tersebut.
 
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengunjungi kamp-kamp yang membludak, pekan lalu. Ia mengatakan bahwa Bangladesh membutuhkan "bantuan internasional besar-besaran" buat memberi makan dan melindungi keluarga Rohingya.
 
Grandi berkata, telah terjadi "pencurahan kedermawanan lokal yang luar biasa" namun sekarang perlu ditingkatkan "oleh bantuan internasional, keuangan, dan material".
 
Seorang pejabat PBB pekan lalu mengatakan akan membutuhkan USD200 juta selama enam bulan ke depan guna menangani krisis Rohingya.
 
PBB mengajukan permohonan darurat sebesar USD78 juta pada 9 September, namun koordinator residen PBB di Bangladesh Robert Watkins mengatakan akan dibutuhkan lebih banyak dana karena eksodus terus mengalir.
 
Bangladesh miskin, yang mendapat pujian karena membuka perbatasannya, sudah mengurangi pembatasan pada kelompok bantuan yang bekerja di kamp-kamp pengungsian dan meminta USD250 juta dari Bank Dunia demi mendanai bantuan darurat.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan