Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto: Rommy Pujianto/MI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto: Rommy Pujianto/MI

Menlu: RI Belum Pasti Bergabung dengan TPP

Dheri Agriesta • 30 Oktober 2015 18:17
medcom.id, Jakarta: Rencana pemerintah yang ingin bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP) menimbulkan polemik. Menurut Menteri Luar Negri Retno Marsudi, pemerintah belum pasti bergabung dengan TPP. Masih sebatas niat. 
 
Retno mengatakan, Indonesia ingin mendapatkan dokumen TPP terlebih dahulu, untuk dipelajari. "Kita ingin pelajari dokumen itu. Indonesia bermaksud intent to, ini ada nuansa yang harus dijelaskan, bukan 'akan' yang dalam bahasa Inggris berarti 'will', tapi intent to," kata Retno di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (30/10/2015).
 
Retno menambahkan, usai mempelajari sekaligus mengkaji dokumen TPP, pemerintah akan menyiapkan diri dan mengambil keputusan. 

Dia menuturkan, Kabinet Kerja akan rapat untuk memetakan persiapan kegiatan yang akan dilakukan jika pemerintah memutuskan untuk bergabung dengan TPP. Isu beredar, Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan pada Presiden Barack Obama bahwa RI siap bergabung dengan TPP. Jokowi dan Obama bertemu awal pekan ini.   
 
Namun Retno membantah isu tersebut. Saat itu, Presiden Jokowi meminta dokumen TPP untuk segera dipelajari Pemerintah Indonesia.
 
"Jadi tidak tiba-tiba melompat bahwa kita akan join," kata dia.
 
Belum ada keputusan final terkait TPP ini. Kata Retno, bergabung dengan TPP perlu persetujuan banyak pihak yang tergabung dalam kelompok negara-negara tersebut.
 
"Kan begitu dokumen ini keluar yang 12 negara itu ada ratifikasi dan sebagainya, itu kan harus dirundingkan dulu," kata dia.
 
Presiden Jokowi menyatakan minat untuk bergabung dengan TPP saat berkunjung ke Amerika Serikat (AS). Niat itu ia sampaikan usai bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih, Senin 27 Oktober.
 
"Kami adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dan Indonesia akan bergabung dengan TPP," kata Jokowi dalam keterangannya melalui seorang penerjemah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan