Demikian disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BBPK) Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Salman Al Farisi, Senin (25/1/2016).
Menurut Dubes Salman, 75 persen penghasilan penduduk di beberapa negara di Afrika digunakan untuk makanan ringan sehari-hari, seperti mi instan. Salah satu perusahaan asal Indonesia melihat peluang ini dan membuka pabrik mi instan di benua Afrika, yakni di Nigeria, Maroko dan Kenya.
"Dengan adanya pabrik mi instan, maka secara pasti ekspor bahan baku akan meningkat, walau tak semua bahan dari kita, tapi akan ada re-ekspor," ujar Dubes Salman saat diwawancarai di Gedung Nusantara Kemenlu, Jakarta.
Dubes Salman mengatakan mi instan asal Tanah Air telah menjadi salah satu makanan favorit di negara-negara Afrika, dengan tingkat konsumsi dua kali lipat dari Indonesia.
Dan menurut Dubes Salman, hal yang menarik dari benua Afrika adalah, sektor dagang mereka meningkat di saat perdagangan dunia sedang dilanda kemerosotan. "Inilah yang menarik perhatian dan jadi potensi yang kita perlu cermati," kata dia. (Nabila Gita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News