Operator telekomunikasi memiliki waktu tujuh hari untuk merespons permintaan pemerintah dan mematikan jaringan di kamp pengungsian Rohingya. "Banyak pengungsi menggunakan telepon seluler di kamp-kamp. Kami telah meminta para operator untuk menghentikan layanan di wilayah itu," kata juru bicara Komisi Pengaturan Telekomunikasi Bangladesh (BTRC), Zakir Hossain Khan, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 3 September 2019.
Dia menambahkan, keputusan mematikan jaringan seluler tersebut dibuat berdasarkan alasan keamanan.
Perintah ini mengejutkan pengungsi Rohingya. Salah satu pemimpin mereka mengatakan langkah ini memengaruhi kehidupan kaum Rohingya. Menurutnya, keputusan tersebut dapat mengganggu komunikasi antar kamp yang tersebar di distrik perbatasan Cox's Bazar.
"Kami tidak akan dapat berkomunikasi dengan kerabat kami yang tinggal di Myanmar atau bagian dunia yang lain," tutur pemimpin kelompok tersebut.
Banyak warga etnis Rohingya, lanjut dia, yang mengandalkan informasi yang dikirim diaspora mereka. Biasanya, mereka akan mendapat panggilan telepon untuk pemberitahuan berbagai hal, seperti perihal transfer uang ke rekening bank tertentu.
Bangladesh juga sebelumnya pernah mencoba membatasi akses ponsel di kamp pengungsian itu. Namun, langkah ini belum ditegakkan secara serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id