Mereka didakwa memiliki hubungan dengan pemberontak Maois yang melancarkan pemberontakan terhadap negara.
Profesor GN Saibaba dari Universitas Delhi, yang lumpuh dari pinggang ke bawah, ditangkap tiga tahun lalu walau dibebaskan dengan jaminan.
Pemberontak Maois berkata, mereka berperang untuk pemerintahan komunis demi hak-hak bagi warga suku yang miskin di pedesaan.
Disitat BBC, Rabu 8 Maret 2017, keluarga sang profesor berencana mengajukan banding atas vonis.
Sebuah pengadilan lokal di negara bagian Maharashtra memutuskan Prof Saibaba dan empat orang lainnya bersalah atas "konspirasi kriminal dan berperang melawan bangsa", Selasa 7 Maret.
Dalam putusan, hakim berkata tentang terdakwa, bahwa "meskipun ia cacat fisik, dia fit secara mental." Hakim menambahkan bahwa "penjara seumur hidup bukan hukuman yang cukup bagi terdakwa".
Prof Saibaba telah melakukan perjalanan ke pelbagai daerah dan berkampanye melawan kegiatan militer India dan milisi anti-Maois yang pro-pemerintah.
Dia pertama kali ditangkap pada 2014 dan dituduh sebagai anggota Partai Komunis yang dilarang India (Maois), tapi membantah keterlibatan apapun dengan organisasi tersebut.
"Hukuman ini merupakan cara yang jelas sebagai tekanan negara dan pelanggaran hak asasi manusia. Tampaknya negara memanfaatkan peradilan sebagai tengara untuk membungkam suara-suara yang berbicara menentang mereka," kata AS Vasantha Kumari, istri Saibaba kepada surat kabar Hindustan Times.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News