medcom.id, Jakarta: Menteri Perdagangan RI, Enggartiastio Lukita mengatakan, kondisi di Yaman yang sedang tidak aman dan penuh konflik menjadi persoalan kerja sama perdagangan Indonesia dan Yaman.
"Tapi kita janji, industri yang ditutup karena perang, jika memang sudah aman lagi, ya dibuka lagi. Situasi di sana memang jadi persoalan," kata Enggar ketika ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa 7 Maret 2017.
Perdagangan antara Indonesia dan Yaman, lanjut Enggar, surplus besar dari sisi Indonesia. Selain itu, mengenai WNI di Yaman, Presiden RI Joko Widodo juga menitipkan para WNI di sana kepada pemerintahan Yaman.
"Karena kondisi lagi seperti itu ya Presiden menitipkan para WNI yang ada di Yaman kepada Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi," tegas Enggar.
Ketika melakukan pertemuan bilateral, Jokowi sempat mengatakan Indonesia menyoroti tiga isu utama dengan Yaman, yaitu politik keamanan, perdagangan dan investasi serta sosial budaya.
Sementara itu, Preferential Trading Area (PTA) dengan Iran dan Bangladesh pun diharapkan bisa diselesaikan tahun ini.
"Diupayakan dengan Iran dan Bangladesh bisa selesai tahun ini sehingga tarif barrier dan non-barrier bisa dibicarakan secara bilateral," tutur Enggar.
Dengan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, ia menambahkan bahwa Jokowi menyampaikan adanya tambahan gerbong kereta di kerja sama dua negara.
Enggar menekankan kembali bahwa dengan negara-negara anggota IORA, perdagangan Indonesia terhitung surplus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News