Proses dekontaminasi di KLIA 2, Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Februari 2017. (Foto: Metro TV/Anggi Hasibuan)
Proses dekontaminasi di KLIA 2, Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Februari 2017. (Foto: Metro TV/Anggi Hasibuan)

Dekontaminasi Selesai, Bandara Kuala Lumpur Aman dari Racun

Anggi Hasibuan • 26 Februari 2017 10:34
medcom.id, Kuala Lumpur: Kepolisian Malaysia telah menyelesaikan operasi gabungan untuk memastikan tidak adanya lagi zat kimia berbahaya di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA 2), Malaysia, Minggu 26 Februari 2017, yang dimulai sejak pukul 01.00 dini hari waktu setempat. 
 
Operasi dilakukan terkait kematian Kim Jong-nam, kakak tiri dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pada 13 Februari 2017. Hasil penyisiran memastikan KLIA 2 bebas dari racun dan zat berbahaya lainnya. 
 
Tim gabungan terdiri dari CBRNe Makmal Forensik PDRM, HAZMAT dan CBRNe Bomba dan Penyelamat serta dari badan atom Malaysia. 

Sebelumnya, operasi penyisiran serupa telah dilakukan di KLIA 2. Ketika itu, penyisiran bertujuan memastikan tidak ada orang lain yang terpapar racun syaraf VX. 
 
Dekontaminasi Selesai, Bandara Kuala Lumpur Aman dari Racun
Tim HAZMAT Malaysia. (Foto: Metro TV/Anggi Hasibuan)
 
Dekontaminasi Selesai, Bandara Kuala Lumpur Aman dari Racun
Awak media memantau dekontaminasi di KLIA 2. (Foto: Metro TV/Anggi Hasibuan)
Hasil autopsi Malaysia menyatakan bahwa Kim Jong-nam tewas akibat VX, racun yang diklasifikasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai senjata pemusnah massal. Dari empat orang yang ditahan, salah satunya adalah WNI bernama Siti Aisyah.
 
Dalam rekaman CCTV bandara terlihat dua wanita yang bergerak mendekat dan memaparkan VX ke wajah Kim Jong-nam.
 
Setelah penyelidikan kasus ini berjalan lebih dari sepekan, akhirnya Malaysia mengizinkan Indonesia mendampingi Siti Aisyah. Wakil Dubes RI untuk Malaysia Andreano Erwin pun datang ke tempat penahanan Siti Aisyah.
 
Andreano sempat berbicara langsung dengan Siti Aisyah. Ketika ditanya apa yang diucapkan Siti kepadanya, Andreano menyatakan bahwa Siti tidak mengetahui bahwa seseorang meminta melakukan tindakan itu dan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
 
Ia juga membenarkan keterangan Siti yang menyebutkan bahwa dia mengira tengah mengikuti sebuah acara televisi. Sementara dua orang pria yang dia maksud, dirinya hanya kenal melalui orang lain.
 
"Dia mengatakan, kedua orang itu seperti dari Jepang atau Korea, tetapi tidak menjelaskan secara detail. Dia hanya menegaskan, keduanya seperti berasal dari Jepang atau Korea," tutur Wadubes Andreano.
 
"Menurut Siti, kedua orang itu memberinya uang sebesar 400 ringgit (atau sekitar Rp1,2 juta) untuk melakukan aktivitas ini," imbuh Andreano, seraya menambahkan bahwa Siti tidak menjelaskan apakah uang itu didapatkannya sejak awal.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan