Dilansir dari BBC, Minggu 23 Februari 2020, Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun menyebut situasi di negaranya terkait korona cukup "mengkhawatirkan."
Banyak dari tambahan kasus terbaru korona di Korsel terkait dengan sebuah rumah sakit dan grup keagamaan di kota Daegu. Dari total 433 kasus di Korsel, tiga orang dinyatakan meninggal.
Daegu dan area di dekatnya, Cheongdo, telah dideklarasikan sebagai "zona kasus khusus." Jalanan kota Daegu kini dilaporkan sudah hampir sepenuhnya kosong karena warga khawatir tertular korona.
Sejauh ini, Korsel adalah negara dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak virus korona COVID-19 setelah Tiongkok dan kapal pesiar Diamond Princess. Total kasus korona di Tiongkok mencapai 76.930, sedangkan di Diamond Princess telah melampaui 600.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dan John Hopkins CSSE, angka kematian global dalam wabah korona telah mencapai 2.460 dengan total kasus 78.630. Sementara jumlah pasien sembuh global mencapai 23.088.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Tiongkok untuk tetap waspada karena tren penurunan ini mungkin tidak akan terus berlanjut.
WHO mengaku kini lebih khawatir terhadap kemunculan korona di luar Tiongkok, terutama untuk pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Negeri Tirai Bambu.
Belum lama ini, Iran, Korea Selatan dan Italia menjadi tiga negara sorotan karena kemunculan sejumlah kasus korona. Iran melaporkan adanya lima kematian akibat korona, sedangkan Korsel tiga dan Italia dua.
Kepala WHO Tedros Adhanon Ghebreyesus memperingatkan bahwa kesempatan untuk menekan penyebaran wabah korona di panggung global mulai menipis.
"Meski kesempatan mengendalikan wabah sudah mulai menyempit, masih ada peluang untuk melakukannya," tutur Tedros.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News