Menurut Duta Besar RI untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, insiden perusakan ini terjadai pada 15 Agustus 2015 menjelang dini hari waktu setempat. Pelaku menyemprotkan cat ke gedung KJRI dan membuat gerbang jadi kotor.
"(Motif perusakan ini) sedang diselidiki polisi. Kita punya rekaman CCTV yang sudah di tangan polisi," ujar Dubes Nadjib, saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (17/8/2015).
Ketika ditanya apakah insiden ini ada kaitan dengan operasi Papua, Dubes Nadjib menjawab, "Semua kemungkinan ada".
Sementara Konsuler Jenderal RI di Sydney Yayan Mulyana menyatakan, peristiwa vandalisme terhadap perwakilan Indonesia di sejumlah negara kerap terjadi. Di Australia sendiri terjadi di perwakilan Indonesia di Canberra, Sydney, Melbourne, Perth dan Darwin.
"Benar bahwa selama 2015 ini KJRI Sydney sendiri telah beberapa kali mengalami vandalisme. Pengamanan KJRI Sydney baik oleh AFP maupun kepolisian lokal dilakukan melalui patroli berkala setiap hari," sebut Yayan.
Kepolisian biasanya menempatkan personel dan perlengkapan pengamanannya di dalam dan depan KJRI untuk beberapa hari dalam situasi ada gangguan yang berketerusan.
Selain itu menurut Yayan, Australia Federal Police (AFP) NSW memiliki Diplomatic Protection Division yang responsif dan kooperatif.
"Jangka waktu kehadiran polisi ke KJRI dari titik waktu panggilan permintaan pengamanan mencapai rata-rata 5 menit. Dalam situasi-situasi tertentu, seperti selama peristiwa Martin Place, Unit Counter-Terrorism AFP juga sangat kooperatif dengan KJRI," tutur Yayan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News