Menlu Retno Marsudi luncurkan kampanye keanggotaan tidak tetap DK PBB (Foto: Dok. Kemenlu RI)
Menlu Retno Marsudi luncurkan kampanye keanggotaan tidak tetap DK PBB (Foto: Dok. Kemenlu RI)

Indonesia Luncurkan Kampanye Pencalonan Anggota Tidak Tetap DK PBB

Fajar Nugraha • 24 September 2016 15:55
medcom.id, New York: Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan pencalonan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Peluncuran dilakukan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).
 
"Mitra Sejati dalam Menciptakan Perdamaian", ini adalah bentuk kampanye Indonesia untuk Pencalonan sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB 2019-2020. Sebagai sebuah negara demokratis dan memiliki keragaman tinggi, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB.
 
"Indonesia negara yang memiliki syarat-syarat utama untuk terpilih dalam pemilihan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 dan Indonesia siap untuk itu," ucap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam keterangan tertulis Kemenlu RI, yang diterima Metrotvnewscom, Sabtu (24/9/2016).
 
Penegasan ini disampaikan secara resmi saat meluncurkan kampanye pencalonan Indonesia dimaksud di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, pada Kamis, 22 September 2016, pukul 18.30-20.30 waktu setempat. Peluncuran itu dilangsungkan bersamaan dengan resepsi diplomatik yang digelar dalam rangka peringatan HUT ke-71 RI di sela-sela sidang Majelis Umum PBB.
 
Di depan sekitar 200 tamu undangan yang mayoritas merupakan menteri dan diplomat asing, termasuk dari negara-negara ASEAN. peluncuran kampanye ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang bertindak selaku tamu kehormatan, didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan Wakil Tetap RI di New York Duta Besar Dian Triansyah Djani.

Menlu Retno menjelaskan mengenai postur Indonesia yang membuatnya layak untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Indonesia adalah negara berpenduduk keempat terbesar dunia, negara demokrasi terbesar ketiga dunia, dan negara berpenduduk muslim terbesar dunia.
 
"Indonesia menjadi bukti bahwa Islam, demokrasi, modernitas dan penguatan perempuan dapat terjalin dalam satu harmoni," tutur Menlu.
 
"Dengan lebih dari 17 ribu pulau yang didiami oleh lebih dari 1.300 kelompok etnis, Indonesia merupakan model sejati bagi toleransi dan pluralisme, nilai yang senantiasa diproyeksikan oleh Indonesia dalam berhubungan dengan negara lain. Indonesia juga aktif memajukan demokrasi, antara lain lewat penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF)," pungkas Menlu Retno. 
 
Selain itu, Indonesia termasuk sepuluh penyumbang terbesar bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB. Jumlah perwakilan RI di luar negeri yang mencapai 132 pewakilan dapat membantu Indonesia memahami dengan baik situasi di lapangan.
 
“Dengan latar belakang seperti itu, Indonesia ingin mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020. Indonesia memerlukan dukungan Anda sekalian agar bisa menjadi mitra sejati bagi perdamaian. Sebagai anggota DK PBB, Indonesia akan memainkan peran bertanggung jawab dan konstruktif, dan berusaha maksimal untuk memberikan sumbangsih bagi kerja-kerja mulai DK PBB,” kata Menlu Retno.   
 
Maladewa menjadi saingan Indonesia
 
Dubes Dian Triansyah Djani menambahkan bahwa dengan peluncuran kampanye ini, maka Indonesia akan memperkuat posturnya sebagai kandidat dengan memanfaatkan berbagai forum dan kegiatan internasional. Kampanye tersebut diharapkan dapat dilakukan juga pada tingkat nasional.

Upaya mencari dukungan pun sudah dilakukan oleh Indonesia. Pada pelaksanaan KTT Gerakan Non Blok di Venezuela, Wapres Jusuf Kalla pun turut aktif meminta dukungan kepada negara sosialis itu untuk memberikan suaranya untuk Indonesia.

(Baca: Kalla Minta Venezuela Dukung Indonesia Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB https://www.medcom.id/nasional/politik/GbmA2Jxb-kalla-minta-venezuela-dukung-indonesia-jadi-anggota-tidak-tetap-dk-pbb).
 
Pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020 akan dilaksanakan pada  Juni 2018. Indonesia bersaing dengan Maladewa untuk memperebutkan satu kursi yang dialokasikan bagi Kelompok Asia Pasifik. Sebelumnya, Indonesia sudah pernah tiga kali menjabat sebagai anggota tidak tetap DK PBB, yaitu pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008. 
 
Anggota DK PBB berjumlah 15 negara, terdiri dari 5 anggota tetap (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok) dan 10 anggota tidak tetap yang menjabat selama dua tahun. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan