Gelaran IFE di Selandia Baru (Foto: Dok. KBRI Wellington)
Gelaran IFE di Selandia Baru (Foto: Dok. KBRI Wellington)

Diplomasi Busana Indonesia yang Memikat Selandia Baru

Fajar Nugraha • 05 Maret 2016 12:42
medcom.id, Wellington: Diplomasi tidak selalu mengandalkan politik, budaya bisa menjadi alat untuk memuluskan jalan diplomasi. Ini yang dilakukan melalui Indonesia Fashion Extravaganza (IFE) di Selandia Baru.
 
"Di abad ke-21 ini di mana diplomasi sering bersinggungan dengan budaya, pagelaran Indonesian Fashion Extravaganza/IFE adalah wujud diplomasi budaya melalui fesyen di belahan bumi selatan (southern hemisphere). Pagelaran budaya dan fesyen komprehensif ini diselenggarakan di Selandia Baru bertujuan menampilkan karya-karya adi luhung kain tradisional Indonesia seperti Batik, Ikat dan Songket," ujar Duta Besar RI untuk Selandia Baru Jose Tavares, dalam keterangan tertulis KBRI Selandia Baru yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu (5/3/2016).
 
"Berbagai kain ini lebih dari sekadar penutup tubuh bagi bangsa Indonesia karena setiap lembar kain mengandung makna filosofi yang tercermin dari motif yang unik dan warna yang terang atau pun gelap. Busana yang ditampilkan dalam pagelaran ini telah khusus dirancang dengan memperhatikan gaya busana New Zealanders yang praktis dan apik," lanjut Dubes Tavares.

Gelaran IFE ini menampilkan karya-karya tujuh desainer kebanggaan Tanah Air, yaitu Yuku Moko, Nita Seno Adji, Handy Hartono, Sikie Purnomo, Defrico Audy, Rudy Chandra dan Carla Setja Atmadja. Setiap helai busana bersifat unik dan satu-satunya karena didesain dari kain Batik, Ikat and Songket, untuk pria dan wanita.
 
Sontak berbagai kekayaan Indonesia ini memicu perhatian dari mereka yang hadir dalam gelaran ini. Kekaguman terlihat dari tamu terhadap karya para desainer maupun kekayaan budaya Indonesia.
 
Pengakuan terhadap keunggulan industri fesyen Indonesia juga telah disampaikan oleh para undangan yang juga menyampaikan minat untuk memiliki sebagian koleksi para desainer.
 
Diadakan di Wharewaka Function Centre, di pusat CBD, pagelaran sukses dihadiri oleh 200 undangan dari kalangan industri fesyen, ritel busana, editor dan penulis blog yang berpengaruh di bidang fesyen, pimpinan sekolah/institut fesyen, pejabat tinggi Selandia Baru, para Dubes asing yang berdomisili di Wellington, serta Friends of Indonesia.
 
Di sela-sela pagelaran, ditampilkan pula tarian tradisional dari Bali, Panji Semirang yang menceritakan kisah Putri Candra Kirana yang menyamar sebagai lelaki dalam upaya mencari kekasihnya, Raden Inu Kertapati.
Untuk memberikan kesempatan kepada publik Selandia Baru agar dapat menikmati sajian kuliner tradisional Indonesia serta untuk memiliki hasil karya para desainer, pada 5 Maret 2016, KBRI Wellington menyelenggarakan Indonesian Product and Fashion Fair di halaman kantor KBRI.
 
Selandia Baru merupakan pasar potensial bagi ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia.  Industri tekstil Seladia Baru mencakup 2,000 usaha dan telah membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 15.000 tenaga kerja. Pakaian jadi adalah faktor terbesar penyumbang idustri tekstil. Ekspor tekstil, busana siap pakai dan karpet buatan Selandia Baru menyumbang total USD3 miliar pada Juni 2013.
 
Komunitas dan industri fesyen di Selandia Baru juga semakin berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Untuk itu, pagelaran IFE juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman kalangan bisnis Selandia Baru atas kekuatan produk ekonomi kreatif Indonesia, khususnya fesyen. Diharapkan nilai ekspor produk fesyen Indonesia ke Selandia Baru akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan