"Kami sedang mencari dia yang diduga berhubungan dengan Maute," kata jenderal tersebut, dikutip dari Asian Correspondent, Senin 23 Oktober 2017.
Tewasnya Isnilon Hapilon dan Omar Maute disinyalir akan menghambat upaya kelompok militan Islamic State (ISIS) untuk mendirikan kekhilafahan di Mindanao, Filipina Selatan.
Hapilon dan Maute memimpin penyerbuan Marawi pada Mei lalu dan memaksa ratusan penduduknya melarikan diri.
Status darurat pun diberlakukan Presiden Rodrigo Duterte selama dua bulan penuh.
Konflik Marawi telah memakan korban jiwa sedikitnya 147 tentara dan 45 warga sipil. Selama bentrokan berlangsung pun militer disebut membunuh sekitar 600 militan ISIS.
Menurut salah seorang sumber, Filipina juga sedang mencari salah satu militan asal Malaysia bernama Amin Baco yang diduga masih hidup. Ia menjadi militan paling senior setelah Hapilon tewas.
"Ia pernah melakukan kontak dengan militer Filipina untuk bernegosiasi penyerahan diri," tutur sumber anonim tersebut.
"Amin Baco sekarang bertindak sebagai pemimpin Maute yang bersembunyi di sebuah masjid di Sabala Manao, Marawi," lanjut dia.
Ia menambahkan, penyerahan diri Amin Baco sedang didiskusikan oleh seluruh anggota militer Filipina dan juga pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News