Seminar ini digelar atas prakarsa Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi RI serta Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.
"Mengatasi semuanya, termasuk Sumber Daya Manusia, kesehatan, pendidikan dan penelitian. Misalnya kita punya alat deteksi kanker dan terapi, jika ada masalah, kita deteksi bersama," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Gufron di Jakarta, Jumat 23 Maret 2018.
"Biasanya kan tenaga kerja di negara kita ini ya di bidangnya saja. Nah kolaborasi kita dengan Inggris ini mempertemukan profesional yang memiliki keahlian berbeda," lanjut dia.
Namun, ujar dia, penting adanya bahwa kerja sama antarprofesi di bidang kesehatan ini mempertemukan para ahlinya dari dua negara guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Kemenristekdikti dan Kemenkes sudah menetapkan pengembangan antar profesi di bidang kesehatan sebagai prioritas utama dan Inggris menjadi salah satu mitra untuk membantu Indonesia mewujudkan hal tersebut," tutur dia lagi.
Gufron mengungkapkan pula, implementasi dari kerja sama ini pun beragam. Salah satunya adalah praktek tenaga kerja di rumah sakit sejumlah universitas negeri di Indonesia.
Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga dan Universitas Hassanudin adalah lima universitas sasaran pemerintah tahun ini untuk implementasi.
Di tahun ini pula, pemerintah berharap ada indikator dan pencapaian yang mereka inginkan antar para interprofesional tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News