Guncangan terasa saat tengah malam waktu setempat dan berjarak sekitar 31 kilometer dari gempa pertama yang menewaskan hampir 55 orang.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu 7 Maret 2018, gempa beruntun yang melanda Papua Nugini ini adalah gempa terdahsyat yang pernah terjadi.
Sayangnya, upaya bantuan pun sulit dilakukan karena terletak cukup jauh dari ibu kota Port Moresby. Menurut laporan, hampir 150 ribu orang membutuhkan bantuan darurat.
Upaya bantuan terhambat, di mana tim penyelamat berjuang untuk mencapai daerah dataran tinggi karena banyak jalan yang rusak atau terputus.
Kekhawatiran juga meningkat terkait akses terhadap air minum bersih, setelah gempa menghancurkan banyak tangki air.
Palang Merah Internasional juga memperingatkan situasinya bisa memburuk jika hujan deras melanda wilayah tersebut dan membawa tanah longsor serta banjir yang akan mempersulit pengungsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News