medcom.id, Quetta: Sebuah kelompok terdiri dari enam pria bersenjata melakukan serangan ke asrama polisi Pakistan yang menewaskan 59 jiwa. Pihak keamanan masih melakukan pembersihan di lokasi kejadian.
Diketahui pelaku penyerangan menggunakan senjata api dan bom bunuh diri menyerbu sebuah asrama yang dihuni ratusan taruna polisi di kota Quetta, Pakistan.
Berbagai laporan mengutip pejabat pemerintah mengatakan, 177 kadet lainnya terluka dalam serangan pada Senin 24 Oktober malam. (Baca: Akademi Polisi Pakistan Diserang, 59 Orang Tewas).
Humas tentara mengatakan, lima atau enam militan menyerang pusat pelatihan polisi di Jalan Saryab di Quetta, ibu kota Balochistan, provinsi yang bermasalah dengan pemberontakan separatis dan berbagai kelompok militan Islam. "Para prajurit, dan anggota Korps Perbatasan -- sebuah pasukan paramiliter -- telah merespons serangan itu," kata humas militer seperti dikutip The Guardian, Senin (24/10/2016).
"Pada Selasa 25 Oktober pagi, bahwa pasukan keamanan telah menyelesaikan operasi mereka tetapi masih terlibat dalam proses pembersihan. Pada saat serangan sekitar 700 taruna berada di lokasi dan lebih dari 200 berhasil diselamatkan segera setelah kejadian," tutur Menteri Dalam Negeri Baluchistan, Sarfaraz Bugti.

Warga sesali keluarganya jadi korban bom (Foto: AFP).

Warga sesali keluarganya jadi korban bom (Foto: AFP).
Mayor Jenderal Sher Afgan, kepala paramiliter Korps Perbatasan, mengatakan para penyerang tampaknya telah melakukan kontak dengan penanggungjawab di Afghanistan dan menduga mereka berasal dari Lashker-e-Jhangvi yang terlarang, kelompok militan Islam berafiliasi dengan Al Qaeda.
Afgan menyebut, para penyerang mungkin dibantu dari dalam, meskipun ia tidak memberi rincian. "Ini perang terbuka dan kalau Anda memiliki musuh di dalam dan di luar, mereka dapat dengan mudah memanfaatkan situasi," tegas Afgan. Pasukan keamanan dan polisi membersihkan lokasi dan mencari setiap penyerang yang mungkin bersembunyi .
Menurut Afgan, banyak dari taruna tewas ketika orang-orang bersenjata meletuskan rompi peledak. "Mereka menyerbu langsung menuju bangunan dengan menembaki kami, sehingga kami bergegas menyelamatkan diri dengan memanjat atap dan melompat turun di belakang bangunan untuk melindungi nyawa kami," kata salah seorang taruna polisi kepada televisi Geo.
Zarak Khan, seorang pekerja penyelamat dari yayasan Edhi, mengatakan, tim penyelamat mulai mengumpulkan korban luka di antara aparat keamanan setelah mereka bertempur sepanjang jalan menuju kompleks asrama. Jarak sejauh 14 kilometer antara asrama dan rumah sakit Quetta menghambat upaya penyelamatan.
Kebanyakan dari mereka yang dirawat di rumah sakit kota itu mengalami luka tembak, meskipun beberapa luka yang diderita lantaran jatuh usai melompat dari atap asrama dan memanjat dinding untuk melarikan diri dari para penyerang bersenjata. "Hampir semua yang terluka adalah polisi, dua orang pasukan paramiliter," kata pihak berwenang.
Situs harian Dawn melaporkan, baku tembak antara pasukan keamanan dan pihak penyerang, diwarnai ledakan terdengar di seluruh wilayah. Beberapa media lokal juga menyebar laporan yang belum dikonfirmasi bahwa beberapa sandera telah diculik. Layanan telepon seluler di wilayah Saryab diputus, tak lama setelah serangan dimulai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News