Pemerintah Fiji mengeluarkan jumlah terbaru dari korban badai pada Selasa 23 Februari. Bertambahnya jumlah korban diketahui setelah ditemukannya jasad dari warga di beberapa wilayah.
"Jumlah korban bertambah setelah ditemukannya delapan jasad lain di Pulau Koro. Wilayah ini terkena hantaman badai paling parah," ujar Juru Bicara Pemerintah Fiji Ewan Perrin, seperti dikutip Guardian, Selasa (23/2/2016).
"Hampir sebagian besar wilayah (Pulau Koro) rata dengan tanah. Hanya beberapa bangunan yang tersisa," lanjutnya.
Perrin menambahkan empat orang lainnya diyakini hilang di laut. Namun belum diketahui nasib dari keempat tersebut.
Pihak pemerintah dan kelompok relawan saat ini berpacu untuk menyediakan air bersih bagi warga. Selain itu mereka juga berusaha mendistribusikan pasokan medis, akomodasi darurat setelah aliran listrik, jalanan dan banyak rumah yang hancur serta rusak di pulau utama di Vanua Levu dan Viti Levu.
Sementara Perdana Menteri Frank Bainimarama telah memerintahkan petugas darurat untuk merespons krisis. Pemerintahan Bainimarama sebelumnya sudah menetapkan status darurat selama 30 hari.
"Ada warga Fiji di luar sana yang tidak tersedia air, ataupun atap di atas mereka. Saat ini banyak dari warga yang tidak memiliki makanan ataupun bantuan yang layak," tutur Bainimarama.
Lembaga bantuan kemanusiaan mengkhawatirkan adanya penyebaran penyakit di lokasi penampungan. Sekitar 8.000 warga ditampung di lokasi tersebut.
Lebih dari 60 ribu warga hidup di wilayah yang dihantam badai. Badai Winston menghantam pada Sabtu 20 Februari lalu dengan kecepatan angin mencapai 325 kilometer per jam dan memicu gelombang tinggi hingga 12 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News