Puluhan cula badak berbobot total 125 kilogram ini ditemukan di bandara Noi Bai di Hanoi pada Kamis 25 Juli. Upaya penyelundupan terbongkar usai petugas memeriksa sejumlah paket terbungkus plester yang dinilai mencurigakan.
Karena terbungkus dengan begitu rapi, petugas sempat kesulitan membuka puluhan paket tersebut. "Butuh waktu hingga setengah hari untuk membukanya," kata seorang sumber keamanan kepada kantor berita AFP, Minggu 28 Juli 2019.
Otoritas Vietnam belum mengumumkan dari negara mana puluhan cula badak itu berasal. Penemuan ini terjadi di hari yang sama saat polisi menangkap seorang tersangka utama penyelundupan hewan liar.
Tersangka itu, dan juga dua pria lainnya, ditangkap usai tujuh bangkai harimau beku ditemukan di kendaraan mereka di area parkir.
Pekan kemarin, Singapura memecahkan rekor dalam pemberantasan sindikat penyelundupan hewan liar. Benda yang disita adalah sembilan ton gading gajah dan juga sisik trenggiling dalam jumlah besar dari Vietnam.
Gading gajah, trenggiling, potongan bangkai harimau dan cula badak hampir semuanya dijual di pasar gelap di Vietnam. Sementara yang tidak dijual di Vietnam biasanya diselundupkan ke Tiongkok.
Cula badak adalah salah satu yang paling diburu sindikat. Harga satu kilogram cula badak dapat mencapai USD60 ribu (setara 840 juta).
Meski harganya tinggi, permintaan cula badak di Vietnam relatif tinggi. Warga Vietnam meyakini cula badak yang telah dihancurkan sehingga menjadi bubuk dapat mengobati beragam penyakit.
Pemburu liar di benua Afrika telah membunuh banyak badak liar untuk memenuhi permintaan di pasar Asia, meski transaksi semacam itu telah dilarang secara global sejak era 1970-an.
Saat ini diestimasi hanya ada sekitar 29 ribu ekor badak yang hidup di alam liar. Jumlahnya turun dari sekitar setengah juta ekor sejak awal abad ke-20.
Hanoi telah bertekad akan memberantas penyelundupan hewan liar ini. Namun sejumlah pakar menyebut pasar gelap tetap bertahan karena lemahnya penegakan hukum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News