Meskipun ribuan warga berkumpul di Istana, tetap saja warga tidak bisa melewatkan rumah dari Lee Kuan Yew. Mereka berbondong-bondong mendatangi rumah tersebut untuk memberikan penghormatan.
Beberapa dari mereka membawa bunga dan meletakannya tidak jauh dari rumah. Polisi yang melakukan penjagaan, menyuruh mereka untuk ke Istana.
Warga menyebutkan lebih memilih rumah Lee di 38 Oxley Road, sebagai bentuk tanda penghormatan.
"Saya tahu ketika Lee masih hidup dia tinggal di rumah ini dan saya kerap melintas. Jadi pagi ini saya merasa harus melewati rumah menuju Istana, untuk menandatangani buku duka. Saya bersyukur dengan Lee Kuan Yew dan timnya. Tanpa dia, saya tidak akan berada di sini," ujar seorang warga bernama Lee Lee Langley, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (24/3/2015).
Hal serupa juga diutarakan oleh Lucy Ng. Dirinya mengaku hanya ingin menunjukkan rasa hormat kepada perdana menteri pertama Singapura itu.
"Saya hanya ingin mengatakan selamat tinggal. Apa yang dilakukannya memungkinkan anak-anak kami meraih pendidikan lebih tinggi," tutur Ng.
Lee Kuan Yew wafat di Singapore General Hospital pada pukul 03.16, Senin waktu setempat. Lee wafat pada usia 91 tahun. Lee sudah dirawat sejak awal Februari 2015 lalu akibat penyakit radang paru-paru atau pneumonia.
Sejumlah petinggi dunia lain telah mengungkapkan rasa dukanya. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut Lee Kuan Yew sebagai raksasa sejarah sejati yang merupakan seorang ahli strategi di Asia.
PM Inggris David Cameron dan PM Australia Tony Abbott sama-sama mengatakan banyak petinggi negaranya belajar banyak dari nasihat bijak Lee Kuan Yew. Sementara PM India Narendra Modi menilai Lee Kuan Yew sebagai 'singa' di kalangan pemimpin dunia.
Presiden Tiongkok Xi Jinping menganggap Lee Kuan Yew sebagai sahabat lama warga etnis Tiongkok. Sementara Presiden Joko Widodo menyebut Lee Kuan Yew sebagai sahabat dekat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News