medcom.id, Chongqing: Sebuah ledakan gas mematikan di sebuah tambang batu bara di Tiongkok, pekan ini, merenggut korban tewas menjadi 33 setelah beberapa penambang yang hilang ditemukan pada Rabu 2 November pagi.
Menurut laporan media setempat, tim penyelamat mendapati mayat 15 penambang yang hilang, terjebak di tambang bawah tanah, dua hari setelah ledakan, di kota Tiongkok barat daya Chongqing.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 11:30 waktu setempat pada 31 Oktober di Jinshangou sebuah tambang batubara swasta di kota Lausi, Distrik Yongchuan.
(Baca: Ledakan di Tambang Batu Bara Tiongkok, 13 Pekerja Tewas).
(Baca: Ledakan di Tambang Batu Bara Tiongkok, 13 Pekerja Tewas).
Hanya dua dari 35 penambang di bawah tanah itu dilaporkan selamat dari ledakan, menyisakan 33 lainnya terperangkap dalam lubang.
Sedikitnya 13 penambang sudah dilaporkan tewas pada hari Senin 31 Oktober. Sementara lima mayat lagi ditemukan dari terowongan, Selasa 1 November.
Kantor berita Xinhua melaporkan, 200 lebih petugas bantuan, termasuk pemadam kebakaran, polisi, dan spesialis penyelamatan dikirim ke lokasi ledakan guna mencari para penambang yang hilang. Mereka "bekerja berjam-jam" untuk menggali puing-puing dan mencari korban selamat.
Administrasi Keselamatan Kerja Negara (SAWS) telah menuntut penyelidikan atas penyebab kecelakaan dan telah menyebut bahwa mereka yang sudah ditemukan bertanggung jawab untuk dihukum. Otoritas lokal di wilayah tersebut juga telah memerintahkan tambang kecil di Chongqing untuk menutup produksinya sementara hingga inspeksi keselamatan diadakan.
Penyelidikan awal kecelakaan dilaporkan telah menemukan fakta bahwa tambang itu melebihi batas pertambangan dan memiliki peralatan tidak memadai dan rusak, ventilasi yang buruk, dan manajemen tidak tertib, menurut laporan Xinhua.
"Ledakan gas di dalam tambang sering disebabkan ketika api atau percikan listrik menyambar bocoran gas dari lapisan batubara. Sistem ventilasi seharusnya mencegah gas terperangkap," demikian dilaporkan Associated Press seperti dikutip IB Times, Rabu (2/11/2016).
Industri pertambangan Tiongkok terkenal karena berbagai kecelakaan dan telah lama dianggap sebagai salah satu pertambangan paling mematikan di dunia. Menurut SAWS, 598 orang tewas dalam kecelakaan tambang pada 2015 di negeri yang merupakan produsen dan konsumen terbesar batu bara dunia
Sebuah ledakan pada bulan September menewaskan sedikitnya 19 pekerja tambang di Tiongkok barat laut, sementara pada Maret, kebocoran gas di provinsi timur laut Jilin menewaskan 12 korban. Sebelumnya pada Januari, empat penambang berhasil diselamatkan setelah 36 hari terjebak di bawah tanah di mana setidaknya satu penambang meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News