Yang mengejutkan, sepupu Duterte bukanlah anggota militer Filipina, melainkan salah seorang militan Maute, kelompok teroris yang berafiliasi dengan Islamic State (ISIS).
"Saya juga sakit seperti Anda. Itulah mengapa saya tidak membicarakan pertarungan (di Marawi) dalam kabinet. Saya punya sepupu yang bergabung dengan Maute," kata Duterte dalam makan malam perayaan Hari Raya Idul Fitri di Istana Malacanang.
Duterte mengakui, ia sudah mendesak sepupunya untuk meninggalkan kelompok teroris tersebut, tetapi tak dihiraukan.
"Saya tahu, bahwa pertarungan ini akan menjadi panjang. Saya sangat sedih jika mendengar warga Marawi tersiksa," tutur dia.
Menegaskan kembali, Duterte berjanji untuk segera membangun Marawi lagi pasca pecahnya pertempuran antara militer Filipina dan Maute, sejak 23 Mei lalu.
Dikutip Inquirer, Rabu 28 Juni 2017, Duterte juga berjanji akan memberikan tempat yang cukup layak untuk warga Marawi, walaupun sementara ditempatkan di posko evakuasi.
Marawi, kota berpenduduk mayoritas Muslim ini terletak di Filipina Selatan, tepatnya di tepi Danau Lanao, Pulau Mindanao.
Menurut laporan, kini ada sekitar 120 militan yang bersembunyi di empat distrik di Marawi. Serangan udara dan tembakan artileri juga berlanjut setelah sempat diberlakukan gencatan senjata selama 8 jam untuk memperingati Idul Fitri.
Diketahui, para militan juga masih menahan sekitar 100 orang, termasuk seorang pastor Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News