Juru bicara Joint Task Force Marawi dan Juru bicara Mindanao Barat, Kapten Jo-ann Petinglay mengatakan bahwa pertempuran sangat berat.
"Bukan hanya di satu lokasi tapi terjadi di lokasi terpisah di dalam area pertempuran utama," kata Petinglay, dikutip dari Inquirer, Jumat 1 September 2017.
Ia mengatakan, sebagian besar korban tewas karena alat peledak buatan yang ditanam oleh Maute dan Abu Sayyaf di mana para tentara diperkirakan akan lewat.
Jumlah korban tewas akibat insiden terbaru ini menambah deretan korban tewas sejak bentrokan pecah pada Mei lalu.
Sementara itu, Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Australia dapat segera dikirim ke Filipina Selatan untuk membantu Angkatan Bersenjata setempat memerangi para militan kelompok teroris ISIS di selatan negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengungkapkan bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan tersebut kepada Presiden Rodrigo Duterte dalam kunjungan ke Manila bulan ini.
Menlu Bishop menekankan bahwa bantuan yang ditawarkan Australia tersebut bukan dalam bentuk mengirimkan pasukan tempur ke wilayah yang terkepung di mana ISIS sedang mencoba mendirikan markas besarnya di Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News