Pengumuman Pakistan pada Jumat 5 April ini dipandang sejumlah pakar sebagai upaya menurunkan ketegangan dengan India. Februari lalu, dua negara pemilik senjata nuklir itu hampir terjerumus dalam konfrontasi berbahaya.
Juru bicara Kemenlu Pakistan Mohammad Faisal mengatakan kepada awak media bahwa para tahanan India akan dibebaskan dalam empat fase, dimulai dalam beberapa hari ke depan.
"Pakistan telah memutuskan bahwa 360 tahanan India -- 335 nelayan dan lima warga sipil -- yang telah menyelesaikan masa hukuman mereka akan dibebaskan," kata Faisal, dikutip dari laman Radio Farda, Sabtu 6 April 2019.
"Kami berharap India akan melakukan balasan serupa," sambung dia.
Catatan ketegangan antar kedua negara memperlihatkan bahwa terdapat 347 tahanan Pakistan di sejumlah penjara di India. Dari total 347 tahanan, 249 adalah warga sipil dan 98 nelayan.
India dan Pakistan, dua negara yang sering bertengkar, secara berkala menangkap nelayan tetangga masing-masing atas tuduhan pencurian ikan. Batas maritim kedua negara selama ini tidak terlalu jelas.
Para tahanan di masing-masing negara ini, walau masa hukumannya sudah selesai, terkadang baru dibebaskan jika India atau Pakistan ingin memperlihatkan semacam itikad baik.
Sementara itu tak lama usai pembebasan tahanan yang diumumkan Faisal, militer Pakistan menuduh India melakukan aksi penembakan "tanpa provokasi" di Kashmir. Penembakan itu melukai enam orang, termasuk empat anak-anak.
Awal April lalu, prajurit Pakistan dan India terlibat baku tembak di Kashmir. Baku tembak tersebut menewaskan tujuh prajurit Pakistan dan tiga dari kubu India. Kedua kubu saling menuduh mereka menembak terlebih dahulu.
Kedua negara mulai bersitegang sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Pakistan dan India telah terlibat tiga peperangan, dua di antaranya di Kashmir. Baik Pakistan maupun India mengklaim keseluruhan wilayah Kashmir.
Baca: India Tuduh Pakistan Langgar Gencatan Senjata di Kashmir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
