Grup bersenjata menculik tiga WNI dari sebuah kapal penangkap ikan di perairan Sabah, Malaysia, 9 Juli 2016. (Foto: NSTO)
Grup bersenjata menculik tiga WNI dari sebuah kapal penangkap ikan di perairan Sabah, Malaysia, 9 Juli 2016. (Foto: NSTO)

Keluarga Sandera ABK WNI Berbagi Pengalaman di Kemenlu

Sonya Michaella • 01 Agustus 2016 10:48
medcom.id, Jakarta: Keluarga ABK WNI korban penyanderaan grup bersenjata mendatangi Kantor Perlindungan WNI  di Kementerian Luar Negeri bersama dengan anggota Komisi 1 DPR Fraksi PDI-P, Senin (1/8/2016). 
 
Tujuh dari 13 ABK TB Charles 001 diduga disandera kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina, pada Rabu 22 Juni. Enam ABK berhasil meloloskan diri setelah memacu kapalnya menjauh dari kejaran perompak.
 
Turut hadir pula sejumlah korban sandera Abu Sayyaf yang sudah dibebaskan. Mereka datang bersama keluar masing-masing untuk berbagi cerita dan bertukar pikiran, serta mendengarkan langsung keterangan pemerintah terkait situasi penyanderaan saat ini. 

"Pihak keluarga ingin mendengarkan langsung keterangan dan penjelasan dari Pemerintah Indonesia," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Lalu Muhamad Iqbal, di kantornya di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat. 
 
Saat ini, sepuluh ABK WNI masih disandera Abu Sayyaf. Tujuh ABK WNI berasal dari Charles 001, dan tiga yang disandera pada 9 Juli berasal dari kapal penangkap ikan Phukat LLD 113/5/F. 
 
Penculikan pertama menimpa tujuh ABK WNI di Laut Sulu, Filipina Selatan, sementara tiga lainnya dalam penculikan kedua di perairan Lahat Datu, Malaysia. 
 
Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menanggapi adanya kabar sandera ABK WNI yang diancam akan dibunuh. "Keadaan 10 ABK WNI yang masih disandera dalam keadaan baik hingga sekarang," ungkap Arrmanatha pada Kamis 28 Juli. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan