Mengapa Australia menjadi target para teroris? Australian Security Intelligence Organization (ASIO) menyatakan, Australia merupakan sumbar signifikan pejuang asing, mengingat populasi penduduknya yang relatif kecil. Saat ini, teridentifikasi sekitar 70 warga Australia yang berjuang untuk ISIS di Irak dan Suriah, dari sekitar 3.000 total pejuang barat.
Wakil Direktur Jendera; ASIO Kerru Hartland menyebut, 20 warga Australia meninggal dunia dalam konflik tertentu. Pihak terkait juga menyatakan sangat sedikit warga Australia yang melakukan perjalanan untuk terlibat dalam konflik besar di Irak dan Suriah.
ASIO menginvestigasi setidaknya hanya 30 orang yang melakukan perjalan ke Afghanistan atau Pakistan untuk berlatih di kamp-kamp ekstremis antara tahun 1990 hingga 2010.
Australia telah berkomitmen untuk sama-sama memerangi ISIS. Bahkan, Australia sempat mengirimkan 600 personel militer untuk memulai operasi melawan ISIS awal Oktober lalu. Serangan udara ini bahkan berhasil membunuh beberapa target, yakni kelompok ISIS.
Pemerintah Australia juga mengantisipasi serangan teroris lanjutan. PM Australia Tony Abbot menyatakan pihaknya sudah membaca kemungkinan peningkatan serangan teroris di Australia.
Australia meluncurkan serangan terbesar pada September lalu dengan 800 petugas menggeledah banyak tempat di Sydney. Penggeledahan dan penggerebekan dilakukan karena diduga adanya rencana pembunuhan non-Muslim di Sydney.
Seorang pria berusia 22 tahun, Omarjan Azari, dituduh bersekongkol untuk melakukan aksi teroris dengan militan senior Australia di ISIS. Militan Australia senior yang diduga berada di balik tindakan ini adalah Mohammad Ali Baryalei, 33 tahun, yang bertanggung jawab untuk merekrut banyak anggota di Australia. Dia diyakini telah tewas dalam pertempuran Oktober lalu.
Faktor lain penyebab Australia menjadi sasaran teror adalah warga Australia juga memberikan sumbangan kepada kelompok teroris. Beberapa warga telah didakwa karena membiayai perjalanan ISIS dari Australia ke Timur Tengah. Mereka bahkan menyediakan dana US$15.000 untuk kelompok militan, Agustus lalu.
ASIO melaporkan kepada parlemen bahwa banyak warga Australia yang memberi dukungan kepada ekstremis di luar negeri dan merekrut anggota baru untuj berjihad.
Faktor lain adalah, pejuang ISIS dari Australia sangat dikenal di media sosial. Khaled Sharrouf menjadi terkenal setelah mempublikasi foto di Twitter Juli lalu. Ia mempublikasi foto saat memegang penggalan kepala manusia. Petinju Sydney itu juga dipenjara pada 2005 karena merencanakan teror serius untuk Australia. Namun, ia dibebaskan bersyarat pada Januari lalau. ia berhasil melarikan diri menggunakan paspor saudaranya. lelaki ini dikabarkan lari menuju Suriah.
Abdullah Emir (17) juga membuat video melalui YouTube. Ia mengatakan akan terus berjihad hingga bendera hitam milik mereka berkibar di semua negara. Emir yang menghilang dari rumah sejak Juni terlihat memegang senapan dan dikelilingi militan muda lainnya.
"Aku menyampaikan ini untuk Tony Abbot. Sennjata yang kami miliki, pasukan ini, tak akan berhenti berjihad." ujarnya melalui video YouTube.
Faktor terakhhir adalah pemerintah yang menundar penerbitan paspor sekitar 100 warga Australia yang berharap bisa bergabung dengan kelompok jihad.
"Pemerintah prihatin dengan fakta bahwa warga Australia sedang menuju Irak dan Suriah bukan hanya untuk berjuang tapi menjadi pimpinan dalam kelompok radikal lain," kata Menlu Australia Julie Bishop pada parlemen, Juli lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News