Sejumlah wartawan di Phnom Penh pun menuntut pengadilan membebaskan dua kawannya tersebut.
Uon Chhin dan Yeang Sothearin ditangkap pada 14 November karena pemasangan peralatan penyiaran tanpa izin dari pemerintah. Padahal, pemasangan ini dilakukan untuk melaporkan hasil peliputan mereka ke stasiun radio, Radio Free Asia (RFA).
Dikutip dari Asian Correspodent, Senin 20 November 2017, keduanya didakwa memberikan informasi yang merusak pertahanan nasional ke asing.
Dilaporkan, mereka tertangkap sedang mengarsipkan berita be RFA, stasiun radio yang berbasis di Washington DC.
Radio RFA sendiri telah menutup kantornya di Kamboja pada September kemarin setelah hampir 20 tahun beroperasi, dengan tidak adanya kebebasan pers dari pemerintah setempat.
Mengenai penangkapan ini, pihak RFA mengatakan tidak memiliki kontrak kerja dengan dua wartawan tersebut sejak penutupan biro Kamboja.
Kendati demikian, pengacara dari dua wartawan ini mengatakan tuduhan tersebut terlalu berlebihan. Pasalnya, mereka hanya melakukan pekerjaan mereka sebagai jurnalis.
"Ini tidak berbahaya bagi negara," kata pengacara tersebut.
Perdana Menteri Hun Sen, sosok paling berpengaruh yang telah memerintah Kamboja selama lebih dari tiga dekade, telah mengambil jalur anti-Amerika dan juga anti-kebebasan pers.
Maka dari itu, perintah penangkapan dua wartawan ini pun langsung turun dari pemerintah pusat.
Pemerintah Hun Sen juga dianggap menjadi hal yang menakutkan bagi wartawan Kamboja atau wartawan asing yang melakukan peliputan ke Kamboja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id