"Kami terpaksa menghentikan karena adanya deteksi getaran vulkanik," kata seorang polisi Jepang, dikutip dari AFP, Kamis 25 Januari 2018.
Hari sebelumnya, sekitar 80 orang telah diselamatkan dari puncak gunung. Akibat letusan gunung ini, satu orang polisi tewas dan beberapa orang lainnya terluka.
Letusan pertama terjadi pada 23 Januari, pukul 9:59 pagi waktu setempat di gunung berketinggian 2.171 meter di Prefektur Gunma, yang pertama sejak 1983.
Secara terpisah, Pasukan Bela Diri Jepang (GSDF) mengatakan satu anggota meninggal dan lima lainnya menderita patah tulang dan luka lainnya setelah dilanda longsoran salju saat berlatih ski. GSDF menyelamatkan seorang warga sipil yang juga kena longsoran salju.
Pemerintah pusat telah membentuk satuan penghubung di kantor perdana menteri untuk mengumpulkan informasi tentang letusan tersebut, sementara gubernur Gunma meminta pengiriman bantuan GSDF.
Badan Meteorologi Jepang memperingatkan, aktivitas vulkanik masih bisa berlanjut di pekan ini.
Para pengamat geologi juga mengatakan, meletusnya gunung berapi di Jepang juga berhubungan dengan meletusnya gunung berapi di Filipina, gempa di Indonesia dan gempa di Alaska karena sama-sama terletak di Cincin Api Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News