Dua pilot yang diduga bergabung ISIS (Foto: The Intercept)
Dua pilot yang diduga bergabung ISIS (Foto: The Intercept)

Dua Pilot Indonesia Terpengaruh Propaganda ISIS di Media Sosial

Willy Haryono • 09 Juli 2015 14:38
medcom.id, Canberra: Dua pilot Indonesia yang dilaporkan Kepolisian Federal Australia (AFP) telah bergabung dengan kelompok militan Islamic State (ISIS) diketahui saling mengenal dan berinteraksi di dunia maya. 
 
Menurut The Intercept, media yang menjadi corong bagi dokumen-dokumen rahasia dari pembobol Edward Snowden, dua pilot RI bernama Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno menjadi radikal setelah terpengaruh propaganda ISIS di media sosial. 
 
"Kedua (pilot) tampak terpengaruh elemen pro-IS, termasuk propaganda ekstremis di dunia maya yang muncul di outlet radikal Indonesia. Mereka juga terpengaruh dari seorang terduga teroris Indonesia yang saat ini mungkin ada di Suriah atau Irak," tulis laporan di The Intercept, yang dirilis Kepolisian AFP, Kamis (9/7/2015). 

"Pilot, kru udara dan lainnya yang berada dalam lingkungan penerbangan, dapat menjadi ancaman serius jika kedua orang itu sudah diradikalisasi. Akses dan pengetahuan mereka terhadap masalah keamanan memungkinkan mereka melakukan serangan," sambung laporan itu. 
 
Ridwan Agustin diketahui sebagai pilot AirAsia yang sudah bergabung sejak 2009. Dalam akun Facebook-nya, Ridwan menunjukkan foto-foto ketika masih pelatihan di kantor Airbus di Tolouse, Prancis bersama tim AirAsia.
 
Ridwan disebut lulus pelatihan pilot dari AirAsia Academy pada Januari 2010. Bersama AirAsia, dia melintasi rute internasional termasuk Hong Kong dan Singapura serta rute domestik.
 
Pada September 2014, profil Ridwan Ahmad berubah nama menjadi Ridwan Ahmad Indonesiy. Saat itu dirinya menyatakan keinginan untuk bertempur di Kobani.
 
Sementara Tommy dikenal sebagai mantan pilot militer yang dilatih di Paris dan bekerja untuk sebuah sekolah penerbangan lokal. Berita terakhir Tommy menjadi pilot perusahaan penerbangan carter Premiair.
 
Pria itu disebut-sebut menjalani pelatihan pilot di Amerika Serikat (AS), satu bulan sebelum laporan ini dikeluarkan oleh AFP. Namun pihak Premiar, Norman Sukardi yang dimintai konfirmasi oleh The Intercept memastikan bahwa Hendratno sudah tidak lagi bekerja untuk perusahaan itu sejak 1 Juni.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan